Senin, 09 Desember 2013

Move-on

Sejak kandas di hubungan terdahulu, saya menjadi semakin pesimis pada cinta. Takut. Saya selalu merasa cinta hanyalah sebuah hukuman yang akan menyakiti pihak-pihak yang mencinta. Hanya dua jenis cinta yang saya yakini saat ini, cinta antara hamba dan Tuhannya serta cinta antara anak dan orangtuanya. Selebihnya adalah cinta yang menyesatkan dan menyakiti. Itulah yang kupercayai, paling tidak sampai saat ini..

Memang benar sejak putus dengan si mantan di pertengahan tahun 2010, saya tidak pernah lagi menjalani hubungan serius dengan wanita manapun. Yang ada hanyalah hubungan pertemanan atau persahabatan. Saya enggan untuk terlibat dalam percintaan lagi. Butuh waktu mungkin klasiknya. Tapi ya begitulah realitasnya, saya pesimis pada kebahagiaan yang konon katanya bisa hadir dari benih cinta. Akibatnya, selama lebih dari tiga tahun saya terus menghabiskan waktu sendirian, mencukupkan bahagiaku dan sedihku sendirian, tanpa ada yang tahu atau mau tahu. Bermain di wilayah aman, wilayah kesendirianku denganku.

Banyak yang bilang saya tidak bisa move-on. Hmm... Saya tidak sepenuhnya setuju dengan pernyataan itu. Saya bisa kok move-on. Saya bisa kok tidak memikirkan dia lagi. Meski awalnya susah, tapi sekarang saya sudah sepenuhnya move-on kok. Satu-satunya alasan mengapa saya masih sendiri adalah trauma. Itu saja. Saya menolak untuk menjalani hubungan bernama "pacaran". Pacaran itu hanya akan membawa pada kehancuran, itu yang kuyakini. Saya mencari hubungan yang serius dengan wanita yang kupandang tepat. Kalaupun saya masih sendiri saat ini, itu karena saya terus berusaha mencari "dia" yang ditakdirkan sebagai jodohku di masa depan. Dan ini adalah bagian tersulit. Mencari "dia" yang benar-benar tepat untukku inilah sebuah riddle yang sampai saat ini masih berusaha untuk kupecahkan.

Siapapun dia, saya yakin dialah yang terbaik buatku. Mungkin, saya hanya perlu bersabar beberapa tahun lagi, hingga tiba saatnya saya dan dia dipertemukan...


***

1 komentar: