Selasa, 01 April 2014

There's Always a First Time for Everything

Okay, so di postingan sebelumnya saya sudah bercerita tentang kemenangan kami di ajang CPA Australia Accounting Competition 2014. Nah, setelah "membawa pulang" kemenangan tersebut ke kampus, kami dibawa menghadap ke Direktur STAN, Bapak Kusmanadji, untuk melapor sekaligus menyerahkan trofi yang dihadiahkan dalam kompetisi tersebut. Pertemuan tersebut berjalan cukup lama, tapi bukan di sini fokusnya. Apa yang ingin saya ceritakan di sini adalah tentang pengalaman pertama saya menuliskan artikel untuk sebuah media publikasi formal. Di akhir postingan ini, saya juga akan melampirkan tulisan saya tersebut. 

Tidak lama setelah pertemuan tersebut di atas, Bapak Ridwan Galela, menghubungi Rahmad, teman satu tim saya untuk menawarkan kesempatan membuat artikel tentang cerita keberhasilan kami dalam ajang CPA Australia Accounting Competition 2014. Artikel tersebut kemudian akan dimuat dalam majalah bulanan terbitan Kementerian Keuangan. Agak aneh memang, kok kami yang menang, malah kami yang nulis? Hmm.. Mungkin ini adalah solusi dari Pak Ridwan agar kami dapat menceritakan detail perlombaan dengan baik. Apalagi yang menghadiri lomba tersebut hanya kami bertiga dan tidak ada pendamping dari STAN maupun suporter. Otomatis hanya kami bertigalah yang mengetahui detail jalannya perlombaan tersebut dengan baik. Jadilah, si Rahmad menyetujui tawaran dari Pak Ridwan tersebut. Kami pun mulai mengerjakan proyek ini. Karena kami dalam masa liburan sehingga telah berada di daerah masing-masing, koordinasi pun kami lakukan melalui media chat online. Akibat sulitnya melakukan koordinasi, kami putuskan untuk kepada setiap orang membuat artikel masing-masing. Selanjutnya akan dipilih mana artikel yang paling oke untuk dikirimkan ke Pak Ridwan. Singkat cerita, ternyata artikel tulisankulah yang terpilih yang kemudian akan diedit sedikit sebelum diserahkan ke Pak Ridwan. Cukup mengejutkan! 

Jika artikel ini benar-benar akan dimuat di majalah bulanan Kementerian Keuangan tersebut, maka ini adalah tulisan pertama saya yang akan dimuat di sebuah media publikasi formal. Entah bagaimana saya harus menanggapinya. Terus terang saya sedikit malu dan tidak percaya diri dengan tulisan saya. Hmm.. Namun demikian, jauh di lubuk hati saya, saya merasa senang dengan ini. Afterall, this is my first time. Yeah, there's always a first time for everything, right?

***

Seperti yang saya janjikan sebelumnya, berikut ini draft tulisan saya tersebut....
Mohon saran dan masukannya.. Hehehe :))

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA BERHASIL MENJUARAI CPA AUSTRALIA ACCOUNTING COMPETITION 2014

CPA Australia Accounting Competition  merupakan sebuah ajang yang diselenggarakan oleh perwakilan CPA Australia di Indonesia. Acara ini dikemas dalam bentuk kompetisi yang diikuti oleh 20 universitas negeri maupun swasta terpilih di wilayah Jakarta dan sekitarnya, seperti Universitas Indonesia, Universitas Pelita Harapan, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara . Tahun ini adalah tahun kedua acara ini dilaksanakan dan di tahun keduanya acara ini kembali menuai perhatian yang luar biasa dari peserta lomba. Pada tahun ini perlombaan diikuti oleh 18 universitas yang disebar ke dalam 20 tim peserta lomba, dimana Indonesia Banking School (IBS) dan Universitas Tarumanegara (UNTAR) mendapat keistimewaan  untuk mengikutkan dua tim masing-masing.
Jika pada tahun lalu UNTAR berjaya di kompetisi ini, tahun ini adalah giliran Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). STAN berhasil menyabet juara pertama dalam CPA Australia Acounting Competition 2014 (22/03) mengalahkan ke-19 peserta lomba lainnya. STAN yang diwakili oleh satu-satunya tim yang terdiri atas Rahmad Karim Harahap, Fauziah Noor, dan Fadli M Nur berhasil menuai prestasi dalam perlombaan yang cukup bergengsi ini. Tentu ini merupakan sebuah prestasi tersendiri bagi STAN, mengingat pada tahun sebelumnya STAN hanya berada di posisi kedua.
Perlombaan ini terdiri dari dua babak utama, yaitu preliminary round dan final round. Preliminary round atau babak penyisihan sendiri terdiri dari dua babak yaitu get points round dimana masing-masing tim diberi pertanyaan wajib untuk dijawab atau dapat dilemparkan kepada tim yang lain jika tim yang bersangkutan tidak dapat/salah menjawab, serta bonus round dimana pertanyaan diberikan secara rebutan. Untuk ketiga babak ini, perlombaan akan dipimpin oleh empat orang juri, yaitu Bapak Antonius Karamoy – Respective Member of CPA Australia – Indonesia Representative Office, Chief Audit Executive – PT Alam Sutera Ralty, Tbk. , Bapak Dwi Setiawan Susanto – Head of Evaluation Division – Training Centre The Audit Board of Republik of Indonesia (BPK-RI), Bapak Godang Parulian Panjaitan – KAP Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO International) Partner, dan Bapak Yudi Irmawan PhD – The Accountant and Appraiser Supervisory Center / Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Publik (PPAJB), Ministry of Finance, Republic of Indonesia.
Terkait jalannya lomba, babak penyisihan berjalan dengan sangat alot. Setiap tim berlomba-lomba mengangkat bendera untuk menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang dibacakan oleh panita. Juri pun secara aktif menanggapi jawaban-jawaban dari peserta tersebut, dan memberikan kesempatan kepada tim lain apabila jawaban sebelumnya salah. Di babak penyisihan yang pertama (get points round) terdapat 20 pertanyaan wajib yang diberikan kepada masing-masing tim. Pada babak penyisihan yang pertama ini penyebaran poin masih merata di antara ke-20 peserta lomba. Lomba pun memasuki babak penyisihan yang kedua yaitu bonus round. Di babak ini pertanyaan diberikan secara rebutan dengan konsekuensi nilai minus bagi yang keliru menjawab. Babak ini berlangsung seru dan riuh. Seluruh tim menunjukkan kegigihan dalam berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Di akhir babak ini, tim dari STAN berhasil memperoleh nilai tertinggi, jauh melampaui ke-19 peserta lomba lainnya.
Tim dari STAN berhasil lolos ke babak final bersama keempat tim dari universitas lainnya. Keempat universitas tersebut adalah IBS, Universitas Atma Jaya, Prasetiya Mulya Business School, dan Universitas Pelita Harapan. Pada babak final ini setiap tim wajib menyelesaikan kasus yang diberikan secara acak dan mempresentasikannya di hadapan para juri. Waktu yang diberikan kepada setiap tim untuk menjawab kasus dan mempresentasikannya adalah 10 menit total. STAN berhasil mendominasi babak final ini dengan menjawab kasus sendiri serta menanggapi kasus tim lain secara aktif. Alhasil, perlombaan yang berlangsung di gedung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jalan Jenderal Gatot Subroto ini akhirnya mengumumkan para juara, yaitu Juara I – STAN, Juara II – Prasetiya Mulya Business School, dan Juara III – Universitas Pelita Harapan. Atas prestasi sebagai Juara I, tim dari STAN berhak atas hadiah senilai Rp35.000.000,- termasuk beasiswa pendidikan Level 1 Foundation dari CPA Australia.
Rahmad Karim Harahap (Rahmad), perwakilan tim STAN mengatakan bahwa perlombaan ini merupakan ajang yang baik bagi calon akuntan profesional untuk mengasah kemampuan dan pengetahuannya. Ada begitu banyak pengalaman positif yang bisa diraih melalui ajang seperti ini. Bagi Rahmad sendiri, ajang seperti ini perlu dilestarikan dan dikembangkan bagi generasi-generasi calon akuntan muda Indonesia, terutama bagi adik-adik kelas di STAN.
Senada dengan Rahmad, Fadli M Nur (Fadli) juga mengakui betapa pentingnya ajang-ajang seperti ini untuk dikembangkan di masa-masa mendatang. “Saya pikir tahun depan STAN punya kans yang lebih besar untuk kembali menjuarai turnamen ini. Kami melakukan proses kaderisasi dengan baik, dan jika ini berjalan sebagaimana mestinya, saya rasa kami bisa lebih siap untuk bersaing lagi tahun depan.”, terang Fadli.

***

CPA Australia Accounting Competition 2014


Saya belum cerita ya? Tepat tanggal 22 Maret 2014 yang lalu saya bersama dua orang teman saya berhasil memenangkan lomba akuntansi bertajuk CPA Australia Accounting Competition 2014. Dua orang teman saya tersebut adalah Fauziah Noor dan Rahmad Karim Harahap. Kami mengikuti perlombaan ini sebagai perwakilan dari kampus yang sangat kami banggakan, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Ini adalah pengalaman saya yang luar biasa! Kami berhasil memenangkan juara pertama dengan menyisihkan 19 partisipan lainnya. Alhamdulillah. Ini untuk pertama kalinya saya benar-benar merasa bangga pada diri saya sendiri.

Apa yang membuat saya sebenar-benarnya bangga adalah pada usaha keras yang saya lakukan dua-tiga minggu sebelum perlombaan. Bagaimana tidak, telah lama kami, mahasiswa diploma empat ini tidak mengenyam yang namanya ilmu akuntansi dengan berbagai cabang ilmunya. Mulai dari akuntansi menengah, akuntansi lanjutan, akuntansi biaya, sistem informasi akuntansi, dan lain-lain. Begitu banyak yang harus dibaca kembali untuk mengembalikan ilmu yang sudah terkubur di lapisan otak terdalam. *if you know what i mean* Singkat cerita, kami bertiga pun berinisiatif untuk membagi jatah materi untuk didalami masing-masing, mengingat waktu persiapan kita tidak banyak. Saya kebagian materi akuntansi menengah dan akuntansi biaya. 

Tampaknya biasa saja kan? Ya, tentu saja, sebab kita bahkan belum masuk ke main course-nya. :)) Sesungguhnya yang membuat segalanya semakin pelik adalah waktu pelaksanaan lomba ini. Lomba ini berlangsung bersamaan dengan ujian akhir semester kami. Apa artinya? Bisa dibayangkan sendiri bagaimana jatuh-bangunnya saya mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba sekaligus ujian akhir semester. Di saat teman-teman dengan asiknya mempersiapkan diri untuk ujian akhir semester, saya justru sibuk dengan akuntansi, akuntansi, dan akuntansi. Beberapa malam hanya tidur 2-3 jam at most untuk mempersiapkan keduanya secara seimbang. Thank God, kami berhasil meraih juara pertama. Hasil yang di luar ekspektasi kami sebenarnya, mengingat persiapan kami untuk lomba ini masih jauh dari kata cukup. Ini benar-benar unbeliavable! :')

***

Bercerita tentang lomba ini sendiri, hmm... awalnya saya dan teman-teman merasa insecure, tidak pede, dan terintimidasi oleh peserta lomba lainnya. Begitu kami tiba di lokasi perlombaan, yaitu di gedung Widya Graha LIPI, kami langsung disuguhkan pemandangan yang membuat nyali kami menciut. Peserta dari universitas lain, sebut saja Universitas Indonesia, Universitas Tarumanegara, dan universitas-universitas lainnya tampak begitu siap. Mereka hadir lengkap dengan dosen pendamping dan suporter masing-masing. Bandingkan dengan kami yang, okay, sangat minimalis. Hanya kami bertiga, tidak ada dosen pendamping, maupun suporter. Kami mencoba untuk rileks. Berharap ada keajaiban yang membantu kami memenangkan lomba ini.

Tak perlu menunggu lama, peserta pun dipersilakan mendaftarkan diri oleh panitia. Kami pun segera mendaftarkan diri dan mengambil nomor meja untuk babak penyisihan. Kami mendapatkan meja nomor 8. Oh iya, perlombaan ini diikuti 20 tim yang diisi oleh 18 universitas ternama di wilayah Jabodetabek. Sekilas saya melihat lembar pendaftaran ulang, di sana saya melihat nama Universitas Indonesia, Universitas Tarumanegara, Universitas Trisakti, Perbanas, Indonesia Banking School, Universitas Atma Jaya, dan Universitas Pelita Harapan. Masih ada beberapa nama universitas lagi sebenarnya, namun nama-nama yang saya sebutkan di atas adalah yang menarik perhatian saya. Saya pun membatin, "Dapatkah kami mengalahkan universitas-universitas ini?" 

Segera setelah semua tim mendaftar ulang, seluruh tim dipersilakan masuk dan mengisi meja masing-masing. Sekilas saya melihat meja bertaplak kuning yang tersusun dalam tiga baris itu. Masing-masing meja terdiri atas tiga kursi dan satu mick untuk berbicara. Di atas meja terdapat satu buah bendera dan tiga buah kalkulator dan pulpen untuk kami gunakan selama perlombaan. Bendera tersebut adalah pengganti bel dalam babak rebutan pertanyaan di preliminary round. Sementara kalkulator, jujur saja dan teman-teman kaget melihat menampakan kalkulator di meja ini. Benar saja, kami dilarang menggunakan kalkulator scientific milik kami selama perlombaan. Alih-alih, kami wajib menggunakan kalkulator yang disiapkan oleh panitia, kalkulator non-scientific. Well, this is bad... Bisakah kalian bayangkan menghitung present value Bond Payable dengan menggunakan kalkulator semacam ini? Bagaimana dengan financial or capital lease? Atau menghitung penyusutan dengan metode sum of the year digit? Tentu saja ini mustahil. Dari situ, kami pun mengambil kesimpulan, soal-soal yang diangkat tidak akan melibatkan perhitungan rumit sebagaimana yang kami bayangkan beberapa malam sebelumnya. Bahkan, mungkin akan lebih didominasi dengan soal-soal pemahaman teori akuntansi dan sebagainya. Hmm.. 

Acara ini pun dibuka oleh ketua panitia. Beliau adalah Ibu Retty Setiawan, perwakilan dari CPA Australia. Pada saat memberikan sambutan Ibu Retty Setiawan turut memperkenalkan empat orang juri yang luar biasa yang akan menjadi penentu hasil akhir lomba ini. Mereka adalah:
  1. Bapak Antonius Karamoy – Respective Member of CPA Australia – Indonesia Representative Office, Chief Audit Executive – PT Alam Sutera Ralty, Tbk.,
  2. Bapak Dwi Setiawan Susanto – Head of Evaluation Division – Training Centre The Audit Board of Republik of Indonesia (BPK-RI), 
  3. Bapak Godang Parulian Panjaitan – KAP Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO International) Partner, dan 
  4. Bapak Yudi Irmawan PhD – The Accountant and Appraiser Supervisory Center / Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Publik (PPAJB), Ministry of Finance, Republic of Indonesia.

Sebagai perwakilan juri, Bapak Yudi Irmawan dari PPAJB Kementerian Keuangan diberi kesempatan untuk turut memberikan kata sambutan. Beliau memberikan kata sambutan dengan bahasa inggris yang fasih dan harus saya katakan isi sambutan yang dibawakannya cukup cerdas. Ini menandakan bahwa gelar PhD yang ada di belakang namanya itu benar-benar menunjukkan kapasitasnya. Saya pun menjadi sedikit resah. Saya yakin teman-teman saya juga, mengingat kami di sini membawa nama baik Sekolah Tinggi Akuntansi Negara yang tidak lain dan tidak bukan adalah perwakilan dari Kementerian Keuangan. Malu, jika kami gagal di sini.

Setelah perlombaan dibuka dengan kata sambutan dari beberapa pihak, panitia pun mulai menjelaskan peraturan yang harus dituruti para peserta. Dari penjelasan yang singkat ini, saya pun mengetahui bahwa perlombaan akan diselenggarakan dalam 2 babak utama, yaitu babak penyisihan (preliminary round) dan babak final (final round). Babak penyisihan akan terdiri dari dua bagian lagi, yaitu babak soal wajib dan babak soal rebutan/bonus. Di babak soal wajib, masing-masing tim akan diberikan satu soal wajib untuk diselesaikan secara bergiliran. Jika tim terkait gagal menjawab soal dengan benar, maka soal tersebut akan dilempar kepada tim lain. Oleh karena itu, ada babak soal wajib, hanya terdapat 20 soal untuk 20 tim. Sementara untuk babak soal rebutan, sesuai dengan namanya terdiri dari soal-soal yang dapat dijawab secara rebutan. Panitia akan memberikan soal-soal sebanyak 35 buah untuk kemudian dijawab secara rebutan oleh tim-tim yang terpilih dengan konsekuensi nilai minus 10 kepada tim yang gagal menjawab dengan benar. Di sinilah peran bendera yang ada di meja kami. Jadi ketika sebuah tim hendak menjawab soal, tim tersebut wajib mengangkat bendera secepat-cepatnya. Tim yang paling cepat mengangkat bendera menurut juri akan diberikan kesempatan untuk menjawab soal terlebih dahulu.

Singkat cerita, berlangsunglah babak penyisihan. Babak ini benar-benar menegangkan. Kami disuguhkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang mostly berada di luar pengetahuan kami. Beruntung bagi kami, untuk babak soal wajib, kami memperoleh soal yang tidak diduga-duga sangat tepat dengan kualifikasi yang kami miliki: perpajakan! Jadi soalnya waktu itu adalah tentang non-taxed income threshold atau Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP). Tentu saja soal ini kami telan bulat-bulat :) Untuk menjawab ini dengan benar, kami mendapatkan nilai 30 poin. Total di babak soal wajib kami hanya berhasil menjawab dua pertanyaan dengan benar sehingga memperoleh skor total 60 poin. Pada posisi ini, kami mampu berada di lima besar. Posisi kami belum aman, masing-masing tim masih memiliki peluang yang sama untuk menang. Pertandingan pun berlanjut ke lanjutan babak penyisihan: babak soal rebutan. Pada babak ini total ada 35 pertanyaan yang akan disuguhkan panitia dengan kompensasi menjawab soal benar +20 dan jika salah -10. Kami harus cepet-cepetan dengan peserta lainnya untuk menjawab soal demi soal. Akhirnya, setelah satu setengah jam kami bersusah payah mengangkat bendera, kami berhasil menyalip posisi ke posisi teratas dengan total nilai 140. Di posisi kedua dan ketiga ada Universitas Pelita Harapan dan Universitas Atma Jaya masing-masing dengan poin 110. Untuk posisi keempat dan kelima ada Prasetiya Mulya Business School dan Indonsia Banking School. Kami berlima lah yang akhirnya terpilih untuk melanjutkan perlombaan ke babak selanjutnya, babak final! Yay! Welcome to FINAL ROUND! Alhamdulillah! ^^; *fiuh*

Sebelum memasuki babak final, ada rehat sejenak untuk shalat dan makan siang. Kami benar-benar memanfaatkan masa rehat ini untuk mengistirahatkan raga kami dan memulihkan tenaga kami. Babak penyisihan sebelumnya itu sangat melelahkan, benar-benar menguras otak dan tenaga.

***

Tepat pukul 13.30 WIB, babak final pun dimulai. Kelima tim dipersilakan ke meja yang telah disiapkan di hadapan keempat juri. Pada babak ini, setiap tim dipersilakan memilih amplop yang berisi pertanyaan dari salah satu juri. Kami mendapatkan amplop nomor dua yang artinya kami mendapatkan giliran kedua dalam membuka amplop dan menjawab soal di dalamnya. Untuk menjawab soal tersebut kami diberikan waktu 5 menit untuk mempersiapkan jawaban dan 5 menit untuk mempresentasikan jawaban kami. Jawaban tentu saja wajib dipresentasikan dalam bahasa Inggris. Setelah selesai mempresentasikan jawaban, juri (pemilik pertanyaan) berhak memberikan komentar atas jawaban tim tersebut. Setelah itu, juri akan memberikan kesempatan kepada tim lain untuk menanggapi atau menambahkan jawaban dari tersebut secara ringkas. Setelah itu, juri lain berhak menanggapi dan/atau memberikan pertanyaan kepada tim tersebut atau kepada seluruh tim. Demikianlah rule yang harus kami ikuti selama final round ini. Kelihatannya, babak final ini akan berjalan alot dan.... lama.

Akhirnya, tibalah giliran kami. Kami pun diminta membuka amplop dan kami segera melakukannya. Pertanyaan yang kami dapatkan adalah pertanyaan dari Bapak Godang Parulian Panjaitan, seputar akuntansi manajemen/biaya, yaitu kasus tentang variance analysis. Meskipun saya sempat membaca tentang analisis varians ini di buku Horngren, tetap saja saya dan teman-teman sempat terdiam sejenak untuk menerjemahkan maksud soal tersebut. Kami pun mengerjakan soal tersebut bersama-sama, dan mengumpulkan dasar-dasar teori untuk mendukung jawaban kami. Setelah selesai dalam waktu tepat lima menit, kami pun mempresentasikan jawaban kami di hadapan juri dengan percaya diri. Thanks to teman saya Rahmad atas presentasinya yang fasih, runtut, dan jelas sehingga juri tidak kesulitan dalam menangkap maksud kami. Selanjutnya, kami mendengarkan tanggapan dari juri dan harus saya akui tanggapan dari Pak Godang tidak begitu baik terhadap jawaban yang kami berikan. Menurut beliau terdapat flaw dari perhitungan kami sehingga tidak sesuai dengan perhitungan beliau. Saya dan Fauziah pun segera bergegas mencari dimana flaw tersebut berada, dan benar saja, terdapat perhitungan yang keliru sehingga varians yang seharusnya favorable menjadi unfavorable. Untung saja di akhir sesi diskusi, kami diberikan kesempatan memberikan kesimpulan dengan merevisi jawaban kami tersebut. Beruntung bagi kami, keempat peserta lainnya tidak banyak memberikan tanggapan terhadap jawaban yang kami presentasikan. 

Setelah giliran kami selesai, kami menjadi lebih tenang dan lepas dalam memberikan tanggapan-tanggapan atas pertanyaan tim-tim yang lain. Kami aktif sekali dibandingkan keempat finalis yang lain. Beruntung bagi kami karena pertanyaan-pertanyaan untuk tim-tim yang lain adalah seputar auditing dan pemahaman teori akuntansi, dua pelajaran yang baru saja kami dapatkan di program diploma empat ini. Dua pelajaran tersebut masih membekas hangat di kepala, dan kami tidak kesulitan menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari juri. Secara keseluruhan, saya pribadi sangat puas dengan babak final ini. Meski begitu, kami tidak bisa merasa yakin begitu saja sebab keempat tim lain juga mempunyai peluang yang sama untuk memenangi babak final ini.

Secara keseluruhan babak final berjalan selama 3 jam. Benar-benar panjang dan jauh lebih melelahkan daripada babak penyisihan sebelumnya. Setelah babak final ini berakhir, yaitu tepat pukul 17.30 WIB, panitia pun menyatakan akan melakukan rehat selama 15 menit untuk mendiskusikan hasil perlombaan ini. Kami memanfaatkan waktu rehat ini untuk shalat ashar dan segera setelah selesai, kami pun kembali ke main room untuk mendengarkan pengumuman lomba.

***

Saat yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba, saat pengumuman juara! Kami deg-degan sekali ketika pak Yudi Irmawan naik ke panggung untuk membacakan pengumuman ini. Pertama-tama beliau mengungkapkan betapa juri mengalami kesulitan-kesulitan dalam menentukan pemenang dari lomba ini. Seluruh finalis telah mempresentasikan jawaban dengan sangat baik dan menganggapi secara aktif. Setelah itu beliau menjelaskan kriteria-kriteria yang menjadi dasar penilaian. Setelah semuanya selesai dibacakan, Pak Yudi pun mulai membacakan pengumuman juara, dimulai dari juara 3, Universitas Pelita Harapan berhasil mendapatkan juara ke-3. Selanjutnya untuk juara ke-2, Prasetiya Mulya Business School yang berhasil mendapatkannya. Lalu tibalah giliran pembacaan pengumuman juara pertama. Jantung kami berdegup kencang. 

Deg.. Deg.. Deg.. 

Lalu, Pak Yudi Irmawan pun membacakannya.. "Juara pertama, SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA! Selamat!"

Betapa membuncahnya hasrat kami waktu itu. Kebahagiaan meluap-luap tanpa bisa kami kendalikan. Kami pun berjabat tangan dan berpelukan meluapkan kebahagiaan kami. Saya bersyukur, benar-benar bersyukur atas keajaiban ini. Kami mampu mengharumkan nama kampus kami tercinta, STAN, dan membawanya kembali ke posisi puncak dalam perlombaan akuntansi nasional. Kami sangat senang bisa melakukannya. :')

Akhirnya kami dipanggil maju ke depan panggung untuk menerima hadiah kami, sebuah trofi dan uang senilai 35 juta rupiah dalam bentuk scholarship dan voucher. Dengan sedikit grogi kami menerima hadiah tersebut dari Ibu Retty Setiawan. Selanjutnya kami berfoto bersama dan bersalaman kepada seluruh panitia dan finalis lainnya. 

Demikianlah CPA Australia Accounting Competition 2014 ini berakhir. STAN berhasil meraih juara pertama. Ini luar biasa!

Preliminary Round
Final Round
With Ms. Retty Setiawan
The Honorable Prize
Di akhir postingan ini, saya ingin secara khusus mengucapkan selamat kepada kedua teman saya, Fauziah Noor dan Rahmad Karim Harahap. Berkat kerja keras dan kerja sama dari kalian kita bisa sama-sama mewujudkan mimpi ini. Mimpi yang mungkin hanya akan menjadi sebatas mimpi, jika kita hanya pasrah dan berdiam diri. Mimpi yang tidak akan pernah menjadi nyata jika kita tidak bekerja sama dengan cara sebaik apa yang telah kita lakukan 3 minggu ini. 

Thank you very much guys! You guys really deserved this! :))


***