Sabtu, 23 Maret 2013

Kehilangan Banyak Hal, Apa yang Salah?

Beberapa hari ini terjadi rentetan musibah di dalam kehidupanku. Dimulai dengan kehilangan kacamata saat liburan di Bali, lalu kehilangan sepatu kerja, terakhir kehilangan smartphone. Anehnya, ketiga barang tersibut hilang dalam rentang waktu hanya tiga hari. Bayangkan!

Rentetan kehilangan itu dimulai dengan kehilangan kacamata saat liburan di Bali beberapa hari yang lalu, persisnya di mushollah area wisata Garuda Wisnu Kencana kira-kira pukul 15.00 WITA pada tanggal 18 Maret 2013. Padahal kacamata tersebut hanya ditinggal sebentar lho. Tidak sampai 5 menit, tiba-tiba kacamata tersebut lenyap tanpa bekas di tempatku menaruhnya. Berikutnya adalah kehilangan sepatu yang saat itu tertinggal di mobil Travel yang kami sewa untuk mengelilingi Bali. Ini terjadi pada tanggal 19 Maret 2013. Untuk kehilangan sepatu ini murni adalah kecerobohan saya. Selajutnya adalah kehilangan salah satu barang paling berharga yang saya memiliki saat itu, smartphone saya yang terjadi pada tanggal 20 Maret 2013. Saya sebut smartphone tersebut berharga bukan karena histhorical cost-nya, tetapi lebih kepada nilai fungsi smartphone tersebut (termasuk segala data di dalamnya) :(

Musibah tersebut terjadi secara berurutan dari tanggal 18 sampai 20 Maret 2013. Sangat menyedihkan dan jujur saja itu sangat menakutkan. Saya takut ini merupakan teguran dari Sang Khalik kepadaku yang mungkin lupa menunaikan kewajiban. Na'udzubillahi min dzalik.
Sempat saya terpikir, mungkin ini adalah cara Allah SWT mengajarkan padaku bahwa tidak ada hal di dunia ini yang sempurna. Tidak ada yang abadi. Makhluk hidup saja tidak abadi, apalagi benda? Dengan cara begitu saya dituntut untuk belajar sabar, sabar, dan sabar. Sabar menerima musibah kehilangan tersebut dan senantiasa ber-positive thinking kepada-Nya. Lagipula sangat tidak masuk akal jika kehilangan benda remeh temeh saja sampai membuat kita terpuruk, bukan? Apalagi kalau sampai durhaka pada Allah. Ingat, barang-barang tersebut bisa dibeli, tetapi bagaimana dengan iman? Iman tidak dijual dimana pun sobat! Peliharalah imanmu dengan baik, meskipun kamu harus kehilangan banyak hal karenanya.

Sejauh ini ada beberapa hikmah yang kuperoleh dari musibah ini. Salah satunya adalah bahwa saya terlalu sering membeli barang-barang yang bisa dibilang tidak penting. Saya berbelanja tidak berdasarkan skala prioritas yang berdampak pada buruknya kondisi keuanganku saat ini. Allah SWT dengan ke-mahabijaksana-Nya mengajarkan padaku untuk kembali hidup sederhana dan tidak berlebihan. Buktinya setelah kehilangan barang-barang tersebut saya tidak terlalu merindukannya. Mengapa? Karena sejatinya barang-barang tersebut tidak terlalu ku butuhkan. Barang-barang yang hanya menunjukkan prestige. Barang-barang yang dibeli karena memperturutkan hawa nafsu. Sehingga ketika barang-barang tersebut lenyap, life's go on. Hidup tetap berlanjut tanpa ada masalah yang berarti.
Sungguh luar biasa bijaksananya Allah dalam menempa diriku. Terima kasih ya Allah. Terima kasih. Puji syukur atas segala petunjuk dan rahmat-Mu yang tak pernah lelah.


Jadi, kesimpulannya adalah bisa jadi rentetan musibah ini merupakan cara Allah untuk mendekatkanku kembali kepada-Nya. Toh, Allah tak akan pernah memberikan cobaan/musibah yang tak mampu dijalani oleh hamba-Nya bukan? Aku yakin akan mampu melewati cobaan ini, sehingga nanti setelah berhasil melewatinya, tidak salah lagi saya telah menjelma menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Amiiiin...

Sekian post saya kali ini. Semoga bermanfaat buat kita semua :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar