Alkisah, tiga orang sedang menanti di pintu surga. Mereka
adalah seorang pejuang, seorang bijak, dan seorang dermawan. Setelah melewati
saringan yang cukup berat, sampailah mereka pada ujian yang terakhir. Ujian ini
sangat penting dan amat menentukan sukses-tidaknya mereka dalam mencapai surga.
Orang pertama dipanggil. Ia berjalan dengan langkah yang
gagah.
“Apa yang telah engkau lakukan di dunia?”, Tanya malaikat.
“Aku adalah pejuang yang gagah berani. Aku telah membebaskan
negeriku dari cengkeraman penjajah.”
Anehnya, si malaikan sama sekali tidak terkesan.
“Mengapa engkau melakukan ini semua?”, Tanya malaikat penuh
selidik.
“Aku ingin berjuang bagi banyak orang. Yang kucari adalah
ridha Allah. Aku ingin mati syahid.”, jawab lelaki itu. Kali ini suaranya
terdengar agak bergetar.
“Engkau bohong!”, kata malaikat tegas, “Sebenarnya engkau
menginginkan namamu harum dan termasyhur. Engkau ingin disebut pahlawan yang
gagah berani. Sekarang jawablah pertanyaanku, bukankah semua yang kau
inginkan itu sudah kau dapatkan di dunia?”
Orang kedua dipanggil dan kepadanya diajukan pertanyaan yang
sama.
“Aku adalah seorang bijak,” katanya, “Hidupku kuabdikan
dengan memberikan motivasi dan pencerahan untuk orang banyak. Banyak orang yang
telah berubah setelah mendengarkan kata-kataku.”
Namun malaikat sama sekali tak terkesan.
“Mengapa engkau melakukan semua ini?” tanyanya datar.
“Aku ingin mengabdikan hidupku di jalan Tuhan. Aku ingin
semua orang berduyun-duyun ke arah kebaikan. Aku ingin mengubah nasib bangsaku.”
“Engkau bohong!”, kata si malaikat. Ia menatap tajam si
orang bijak. Begitu tajamnya hingga si orang bijak pun akhirnya tertunduk.
“Engkau melakukan semua itu supaya orang-orang memanggilmu
dengan sebutan orang bijak. Engkau ingin menjadi terkenal, ingin dielu-elukan.
Engkau menginginkan kemasyhuran. Bukankah engkau sudah mendapatkan kekayaan dan
pengaruh yang luar biasa? Bukankah apa
yang engkau cari sudah kau dapatkan semua di dunia??
Akhirnya, tibalah giliran orang ketiga.
“Selama hidupku aku selalu membelanjakan hartaku untuk
mereka yang membutuhkan. Aku rajin bersedekah. Aku melakukan ini semua karena
aku sangat mengasihi orang lain.”
“Engkau bohong!”, ujar malaikat. “Semua itu kau lakukan agar
engkau disebut dermawan. Bukankah semua
yang kau cari itu telah kau dapatkan di dunia? Lantas apa lagi yang kau cari di
surga?
Pembaca sekalian, pertanyaan manakah yang lebih penting: “Apa
yang kita lakukan” atau “Mengapa kita melakukannya”?
Bagi orang lain, pertanyaan yang paling penting adalah “apa
yang kita lakukan”, sementara bagi diri kita sendiri, pertanyaan yang
terpenting adalah “Mengapa kita
melakukannya”.
Coba renungkan sebentar paragraf di atas. Pertanyaan pertama
berkaitan dengan tindakan, sementara pertanyaan kedua berkaitan dengan
motivasi. Sebuah tindakan yang sama bisa saja dilatarbelakangi oleh motivasi
dan niat yang berbeda. Namun bagi orang lain, terlepas dari apapun motivasinya,
yang terpenting adalah apakah tindakan tersebut bermanfaat bagi orang banyak.
Dalam hal ini tidak ada bedanya apakah kita menolong orang karena semata-mata
ingin menolong maupun karena ingin dikenal dan dipuji. Hal yang terpenting
adalah apa yang kita lakukan itu bermanfaat.
Bagaimanapun, bagi diri kita sendiri yang paling penting
justru adalah motivasinya. Hanya motivasi yang benarlah yang membuat perbuatan
kita bermakna. Hanya motivasi yang benarlah yang dapat membuat kita merasakan
kebahagiaan sebagai akibat dari tindakan kita.
Di dunia ini berlaku hukum pertukaran. Tindakan apapun yang
kita lakukan selalu menghasilkan pertukaran. Pertukaran tersebut senantiasa
terjadi secara tepat. Apa yang kita berikan selalu akan kita terima kembali
hingga semuanya menjadi impas.
Ketika kita menyumbang korban bencana dengan maksud
menciptakan citra yang positif, kita akan mendapatkannya. Di sini pertukaran telah
terjadi dengan seimbang. Materi bertukar dengan citra. Ketika berbicara di
depan orang banyak untuk mendapatkan popularitas, kita juga akan
mendapatkannya. Kita telah mencapai apa yang kita targetkan. Pertukaran yang
seimbang telah terjadi, kali ini spiritualitas telah ditukarkan dengan
popularitas.
Jadi semuanya sudah
tuntas. Semua yang kita cari sudah kita dapatkan. Lantas buat masih mengharapkan surga?
Surga adalah sebuah konsep spiritualitas. Walaupuns sering
digambarkan sebagai tempat yang indah dengan kebun-kebun yang segar, makanan
yang enak, dan bidadari yang cantik, surga sebetulnya bukanlah sebuah konsep
materi. Oleh karena itu, surga hanya dapat membukakan pintunya kepada manusia
yang masih menyisakan pertukaran spiritualitas di dalam setiap tindakannya.
Bila semua tindakan kebaikan yang kita lakukan telah kita
terima balasannya dalam bentuk materi, ketenaran, citra, pengaruh, dan
sebagainya, saya kira tidak ada lagi ruang yang tersisa untuk spiritualitas.
Bukan begitu?
Tidak ada lagi “ruang rahasia” yang hanya diketahui oleh
kita dan Tuhan. Semua ruangan telah menjadi ruangan publik. Padahal, hanya
penyisaan ruangan bagi spiritualitas tersebutlah yang menghasilkan kebahagiaan
dan surga pada akhirnya.
Marilah kita lakukan sebuah kebaikan kepada seorang nenek tua di jalan. Berikan
ia uang dalam jumlah yang agak besar dan perhatikan air matanya yang menetes.
Mungkin nenek itu akan terpana, berterima kasih, serta mendoakan kita. Nikmati
sajalah pengalaman itu Ini adalah sesuatu yang sangat spiritual, sesuatu yag
hanya merupakan rahasia kita dan Tuhan.
Namun sering kali ada bisikan di hati untuk menceritakan
kejadian yang mengharukan ini kepada orang lain. Kalau kita merasa keinginan
tersebut begitu kuat, cobalah kita ikuti. Hal yang menarik, begitu kita selesai
menceritakan hal tersebut, seketika itu
juga kebahagiaan yang kita rasakan sebelumnya menghilang dan lenyap begitu
saja. Ini bukan berarti bahwa kita tidak mendapatkan balasan apapun. Sama
sekali tidak. Ini hanya menunjukkan bahwa balasan spiritual yang tadi kita
rasakan telah berganti balasan materi. Kebahagiaan telah kita tukarkan dengan
citra dan popularitas.
Kita telah menukarkan
SURGA dengan DUNIA!!
***
Disadur dari Buku You
Are Not Alone karangan Mas Arvan Pradiansyah.
Semoga bermanfaat bagi
kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar