tag:blogger.com,1999:blog-24470119855555980152024-03-13T20:25:42.152+07:00Fadlichova's ChronicleOne journey to one destination...fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.comBlogger52125tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-71804181420979972992016-01-07T20:21:00.000+07:002016-01-07T20:21:51.591+07:00Sebatas Pendapat Pribadi untuk Pemotongan Tukin DJP<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Pertama-tama, saya di sini bercerita tidak ada maksud apa-apa dan tidak bermaksud menyinggung siapa-siapa. Bukannya saya merasa paling benar, saya hanya mengutarakan pendapat dari relung hati yang paling dalam. Syukur-syukur kalau bisa mengispirasi. Kiranya salah atau keliru, mohon diluruskan dan dimaafkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi begini,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
tentu fiskus (<i>tax officer</i>) di seluruh nusantara paham betul apa itu konsekuensi yang muncul dari terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2015 (selanjutnya PP-37) tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Konsekuensi itulah yang menjadi <i>nightmare comes true </i>bagi sebagian besar fiskus-fiskus ini. Saya bagaimana? Pendapat saya pribadi nanti saya ceritakan di bagian akhir. Intinya, tadi sore saya mendapati kepedihan di wajah teman-teman saya. Kesedihan karena mendapati uang yang masuk ke dalam rekeningnya tidak sebanyak di bulan-bulan sebelumnya. Sisanya, ada yang tidak bereaksi apa-apa, ada yang tersenyum dikuat-kuatkan, ada juga yang tetap tersenyum dengan semangat. Itulah reaksi-reaksi yang saya temui sore ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya sekali lagi tidak akan menyalahkan reaksi mana pun dari reaksi-reaksi yang saya sebutkan tadi. Setiap orang tentu saja punya alasan sendiri-sendiri untuk bereaksi seperti itu. Hanya saja, kalo saya pribadi, saya terus mengakarkan prinsip dalam hati saya bahwa saya bekerja bukan untuk uang. Saya bekerja untuk sesuatu yang lebih besar, dan uang atau penghasilan itu sangatlah kecil nilainya. Nilai pekerjaan saya dihitung ibadah insya Allah di mata Tuhan saya, hasil dari pekerjaan saya dapat dinikmati oleh institusi saya, dan apa yang saya lakukan saat ini (di bidang <i>supporting line </i>DJP) jelas-jelas bermanfaat bagi banyak pihak, sehingga jelas sekali bahwa pekerjaan saya itu bukan remeh temeh yang bisa dibayarkan dengan beberapa juta uang yang masuk ke rekening saya setiap bulannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lagipula, menurut saya, sejak awal sebelum turunnya PP-37 ini penghasilan saya toh cukup-cukup saja. Saya masih sempat menabung, berinvestasi, dan membelanjakannya untuk dunia dan akhirat saya. Lalu, kenapa ketika seporsi kecil dari itu hilang saya harus sedih? Kenapa saya harus sedih atas sesuatu yang bahkan belum genap saya miliki selama satu tahun penuh? Saya pikirkan jawaban atas pertanyaan tersebut dan di dalam logika saya, terang sekali jawabannya, saya tidak perlu bersedih. Belum lagi kalau saya bertanya seperti ini, apakah dengan keringat yang kita keluarkan, kita pantas mendapatkan jumlah sebesar itu? Mari sama-sama kita renungkan jawabannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahun 2016 mendatang masih dua belas bulan lagi. Target baru telah ditetapkan. Tentu saja namanya target pasti akan lebih <i>challenging</i> dari tahun sebelumnya. Ya, marilah kita jangan terlalu larut dalam kesedihan. Saya mengajak teman-teman untuk <i>legowo </i>dan menerima kenyataan ini, menjadikannya cambuk bagi diri pribadi untuk bekerja lebih giat lagi, lebih disiplin lagi, lebih antusias lagi, dan lebih semangat lagi di tahun-tahun mendatang . Dengan kerja keras kita bersama-sama, saya yakin target tahun depan bisa kita capai. Kegagalan tahun lalu cukup kita jadikan catatan kelabu yang dipetik hikmahnya. Yang namanya kegagalan pasti ada penyebabnya. Untuk itu sama-sama kita perbaiki bagian-bagian dari sistem yang telah terbangun yang masih reyot. Tetap optimis untuk tahun depan. DJP Bisa!</div>
<br />
<div style="text-align: right;">
*ditulis dari bilik kubikel Lantai 4 Gedung Utama KPDJP pukul 20.02 WIB</div>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-55466253224989683552016-01-07T19:44:00.002+07:002016-01-07T19:44:31.549+07:002015 in Summary<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
2015 has become a real deal to me. There were a lot of stuffs happen this year. Most of them were great things, however. <br />
<br />
In the beginning of the year, I was struggle with my thesis. I worked day and night to make sure that this thesis could be approved by my supervisor. It was a difficult job since my supervisor was known for his high standard in the area of writing and accounting. He supervised me very cautiously. One error was not acceptable. The thesis must be 100% free from error. Months came by, my thesis was finished completely on February 2015. I was so glad at that time, even though I realized very well that it was not the right time to be 'glad'. The forthcoming schedule would be much challenging than ever. The day when I had to defend my research in front of my thesis' evaluators.<br />
<br />
Therefore, I needed to prepare long before due date. I reopened my accounting books again, relearned them, again and again, until the time came. Not long before the due date, possibly about 1 week before, I was confident with my preparation. I faced the evaluators with confident smile, presented my research in front of them. Luckily, those evaluator team, led by Mr. Walujo, were not questioning a lot of hard questions in regards with my research and accounting. You know what happen next. Yeah. Alhamdulillah, I passed it. I was graduated!<br />
<br />
On April 2015, I was formally graduated from my university, State College of Accountancy. I was so pleased at that time... and sad at the same time. I had my reasons for that.<br />
<br />
On May 2015, I came back to work. Just my luck, I got a very tough place in my institution: Personnel Division. I said it as "a very tough place", of course with several reasons, most of which is you will need extra patience to handle human (like what we always do in my place of work). Hmm..<br />
<br />
May to November 2015: nothing really special occasions happened. I was just like sitting in my workplace day and night, day after day, to get one by one project, done. After work, I get myself into an English course in LBI Universitas Indonesia to improve my english fluency. Those 3 months were very helpful. I could develop my IELTS point significantly (by 2,0 to be exact) because of that.<br />
<br />
Not long after that, December came. Our national revenue was still so far from its target, which mean, according to President Regulation number 37 year 2015, we would get 'cut' literally and figuratively on our income, as a tax officer, next year (2016) with certain percentage. However, that news shouldn't be think as a bad news, should it? On contrary, I think I have to face it bravely and make it as a real motivation booster to improve my work in years to come.<br />
<br />
...<br />
<br />
And here it comes, 2016..<br />
Good bye 2015~! Another annus mirabilis for me. Thank you for all those unforgettable moments! </div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-14737713992288715372015-12-23T09:37:00.002+07:002015-12-23T09:37:12.799+07:00First Anniversary<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
#latepost<br />
<br />
One year has passed since that night.
That was one night, one special night, when I and Dewi started this
relationship together, without any force, hesitation, and hurry. That
was one night when the two of us became one. That was the beginning of this long, yet exciting journey.<br />
<br />
And
just about 1 week ago, we reached the first checkpoint in our
relationship. We could manage to reach this point, thank God. It wasn't
easy things to handle, really. There were many times when we were tested
with various types of problem. Sometimes it was simple and easy, but
another time it became more and more complicated. Therefore, I have to
thank her for her patience and courage. Without those qualities, I can
barely see us be together till this time.<br />
<br />
And also, I
need to apologize for all silly things I have done so far. I know I
could be silly, clumsy, and stubborn at times. Yeah, I realized that I
am not a good lover. I couldn't manage to show my love to you the way
you show your love to me. Yet, you are still here with me, accepting
those flaws. Thank you, and... please forgive me.<br />
<br />
And...
the last, episodes to come will not become any easier. They could be
more complicated and more challenging. However, there is a chance that
it could be brighter. Nobody knows. What we need to prepare right now is
embracing each other when things become rough, support each other, and
be more honest to each other. <br />
<br />
Happy anniversary, dear! </div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-74413699639823889512015-10-20T13:10:00.001+07:002015-10-20T13:10:07.350+07:00Tentang Tempat Kerja Baru<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: center;">
"Hari demi hari berlalu tanpa kendali.</div>
<div style="text-align: center;">
Jika hanya diam, saya akan tertinggal jauh sekali" </div>
<br />
Lima bulan..<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Tidak terasa sudah lima bulan menempati kubikel ini. Dibanding lima bulan yang lalu, saat ini saya sudah merasa lebih nyaman. Menjalin pertemanan dengan rekan-rekan lintas kubikel benar-benar menyenangkan. Berbagi cerita, canda dan tawa di sela-sela jam istirahat, menghabiskan waktu bersama-sama saat makan siang, kadang-kadang main keluar untuk sekedar mencicipi tempat makan baru. Hmm.. Saya mungkin cocok dengan lingkungan baru ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beruntung bagi saya berada di sekeliling teman-teman yang mau menerima dan membimbing dengan baik. Berkat bantuan Mas Andy Bacil, Mba Fidya, Mba Sarah, Mas Anzal, Mas Jake, Mba Novi, dan lain-lain, saya berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan baik. Pola kerja di tempat ini jujur saja sangat berbeda dengan apa yang biasanya saya jalani. Yang dulunya sering terlibat di bidang <i>core unit</i>, sekarang berada pada posisi <i>supporting unit. </i>Ini menuntut saya untuk belajar banyak tentang proses bisnis yang baru, beradaptasi secepat mungkin dengan memanfaatkan setiap bantuan yang saya terima dari teman-teman di sini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lima bulan di sini, saya akhirnya percaya diri pada setiap pekerjaan yang saya kerjakan. Pengalaman saya bertambah dengan cukup pesat. Saya sudah pernah menangani penawaran beasiswa, diklat, lokakarya, <i>in house training</i>, bahkan menjadi panitia penyelenggara sebuah diklat. Ini menarik karena ternyata mengurusi itu semua jauh dari kata mudah. Saya cukup tergopoh menangani pekerjaan-pekerjaan itu, apalagi jika sudah mepet <i>deadline</i>. Saya jadi mendapatkan perspektif baru di sini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengurusi SDM itu sama sekali tidak mudah kawan. Terdapat banyak sekali variabel pengganggu yang bisa menghambat pekerjaan Anda di sini. Manusia bukanlah sesuatu yang mudah dikendalikan. Begitu variatifnya kepentingan manusia, menyebabkan manusia menjadi hal tersulit untuk dikendalikan. Selain pengalaman, tampaknya perspektif saya pun menjadi lebih luas di sini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai pelaksana di <i>supporting unit</i> saya harus mampu menjalankan peranku dengan baik, sembari tetap mengembangkan diri dan menjaga agar kapasitas sendiri tidak <i>drop</i>. Meskipun pada awalnya saya cukup sedih, karena tidak bisa memberikan bantuan langsung bagi DJP dalam mencapai target penerimaan, saya perlu tetap berdiri kokoh dan berusaha sekeras mungkin untuk melaksanakan tugas secara sempurna, menciptakan sinergi antara <i>supporting unit</i> dan <i>core unit</i> untuk mendulang keberhasilan pencapaian target DJP. </div>
<br />
<br />
DJP Bisa!</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-57743022864815050212015-06-19T21:30:00.002+07:002015-06-19T21:31:12.995+07:00ITF 2015<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Beberapa minggu ini selain sibuk beradaptasi di kantor yang baru, saya juga disibukkan oleh urusan kepanitiaan di event lomba <b>Indonesian Tax Festival 2015</b> yang diadakan oleh teman-teman Ikatan Mahasiswa Pajak STAN. Lomba ini adalah lomba pajak tingkat nasional yang diikuti secara berjenjang oleh 43 tim yang berasal seluruh kota di Indonesia. Proses seleksinya ketat sekali. Untuk tahap awal, ke-43 tim tersebut harus mengikuti tes tertulis di region masing-masing dan juga wajib mengirimkan esai sebagai representasi timnya.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pada awalnya teman-teman panitia meminta saya berperan sebagai validator soal yang disiapkan oleh panitia, sekaligus sebagai perancang soal-soal untuk dimunculkan di babak final nanti. Namun, karena satu dan lain hal, akhirnya saya juga diminta untuk menilai esai-esai yang dikirimkan oleh tim-tim peserta lomba. Ini pekerjaan yang tidak mudah sebenarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menilai sebuah karya tulis bukanlah pekerjaan yang gampang. Diperlukan pengetahuan yang luas dan wawasan yang menyeluruh untuk dapat memberikan penilaian yang baik dan tidak bias. Dengan kompetensi saya saat ini yang masih serba <i>nanggung</i> baik dari sisi praktisi maupun akademisi, saya tidak bisa menerima tawaran tersebut pada awalnya. Namun demikian, tim panitia berharap keras supaya saya bisa turut membantu mengingat tidak ada satu pun dosen yang menyanggupi tawaran tersebut. Sebagai opsi terakhir, saya hanya bisa mengiyakan dan mengucap doa dalam-dalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Babak <i>preliminary</i> pun dimulai secara serentak di seluruh Indonesia. Beberapa hari kemudian saya menerima surel dari panitia berisi daftar esai dari ke-43 tim yang beradu dalam babak <i>prelim </i>ITF 2015 disertai dengan lembar dan kriteria peniliaian esai. Esai ini akan menjadi penentu siapa-siapa saja tim yang akan tembus ke babak 15 besar di Jakarta bulan September nanti. Untung saja saya tidak sendirian di sini. Ada dua orang teman saya yang turut membantu memberikan penilaiannya atas esai-esai tersebut. Dengan begini penilaian atas esai bisa menjadi lebih objektif. Syukurlah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengalaman menilai esai-esai itu ternyata seru juga. Saya jadi mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai pandangan mahasiswa-mahasiswa seluruh Indonesia tentang pajak. Kebetulan, tim panitia menyediakan tiga tema besar yang dapat secara bebas dipilih oleh peserta. Ketiga tema tersebut ialah pajak sebagai tonggak kemajuan negeri, implementasi pajak dalam kehidupan masyarakat, dan pajak sebagai bagian dari budaya bangsa. Dari ketiga tema tersebut berkembang menjadi banyak variasi tulisan. Ada yang mengkritisi pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP), juga ada yang memberikan solusi atas <i>constrain</i> yang dihadapi DJP. Selain itu, ada juga secara emosional menyuarakan kegusarannya atas praktik-praktik kotor yang dilakukan oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang suka menggelapkan pajak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemikiran-pemikiran tulus dan idealis seperti inilah yang perlu didengarkan oleh teman-teman di kantor. Bagaimana melihat praktik berjalan dari jendela yang berbeda. Selama ini, sebagai fiskus saya terbiasa melihat masalah hanya melalui satu jendela saja. Padahal, terdapat banyak jendela untuk melihat masalah-masalah tersebut. Dengan melihat dari "jendela" tulisan mahasiswa ini saya jadi sadar bahwa sesungguhnya terdapat beberapa hal yang dapat digunakan untuk menggali potensi perpajakan. Bagaimana masyarakat yang diwakili oleh mahasiswa-mahasiswa ini mampu memunculkan masalah-masalah yang awalnya tampak dangkal, namun sesungguhnya <i>mungkin </i>tidak demikian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu permasalahan yang diangkat ialah mengenai paradigma negatif rakyat terhadap pajak. Inilah yang dianggap sebagai akar masalah ketidakpatuhan mayoritas masyarakat dalam menjalankan kewajiban perpajakannya. Ada beberapa <i>root cause </i>yang dianalisis, salah satunya menyangkut tidak adanya transparansi pemerintah dalam membelanjakan anggaran hasil pungutan pajak tersebut. Meskipun dinnyatakan bahwa pajak tidak memberikan kontraprestasi kepada pembayar/penanggung pajak, tulisan yang saya baca tersebut menggarisbawahi pentingnya ada "sedikit" kontraprestasi yang <i>tangible </i>dari pemerintah kepada Wajib Pajak. Gunanya untuk apa? Gunanya untuk memperlihatkan penghargaan kepada Wajib Pajak atas pengorbanan dan dedikasi untuk <i>complie </i>pada aturan perpajakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada beberapa masalah lain yang diungkapkan dalam esai-esai itu. Beberapa di antaranya hanya mempertegas kondisi berjalan dengan memberikan deskripsi umum atas <i>status quo</i>, namun ada juga yang dengan cerdas mengupas permasalahan dan mengkritisi kebijakan pemerintah atas suatu masalah. Dengan membaca tulisan-tulisan itu, saya menjadi cukup optimis dengan generasi muda kita. Ternyata masih banyak calon penerus kita yang peduli dengan bangsa ini melalui ide dan gagasan yang menarik. Semoga idealisme seperti ini tetap terjaga pada saat yang bersangkutan melanjutkan karier di jenjang selanjutnya. Apakah itu karier yang berkaitan langsung dengan pajak ataupun tidak, kesadaran untuk taat menjalankan kewajiban perpajakan tetap harus dipertahankan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya proses penilaian itu selesai malam ini. Lembar penilaianku kukirimkan melalui surel ke tim panitia sembari mengucap <i>bismillah</i>, semoga tim terbaiklah yang tembus ke babak berikutnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lamat-lamat kuperhatikan kondisi kantor yang masih terang. Wah, sudah sepi rupanya. Saatnya pulang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oh, iya.. Selamat berakhir pekan rekan-rekan sekalian! ^^</div>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-45909971320082176142015-06-13T16:38:00.005+07:002015-06-13T16:39:22.075+07:00Menjelang Ramadhan 1436 H<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Ramadhan adalah bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam. Ia adalah bulan yang penuh berkah dan maghfirah. Ia adalah bulan suci yang harus diisi dengan ibadah untuk mendapatkan rahmat dan ampunan-Nya. Ia tidak akan lama lagi tiba. Penuh syukur dalam hatiku, masih dapat dipertemukan dengan Ramadhan tahun 1436 H ini. Alhamdulillah.... ^^</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbicara tentang Ramadhan tahun ini, ada banyak sekali perubahan dalam hidupku dibandingkan dengan Ramadhan tahun lalu. Ramadhan tahun ini aku kembali bekerja. Berbeda dengan dua kali Ramadhan sebelumnya, di mana aku masih berstatus mahasiswa tugas belajar. Tentu ini menghadirkan tantangan tersendiri, yaitu seputar manajemen waktu yang ketat. Keseimbangan waktu untuk bekerja, ibadah, dan kehidupan sosial harus terjaga. Dulu waktu berstatus mahasiswa aku tidak terlalu kesulitan menyeimbangkan ketiga hal ini. Namun untuk Ramadhan tahun ini, terus terang saja, semuanya menjadi jauh berbeda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai umat muslim, aku tentu tidak ingin melewatkan keberkahan Ramadhan begitu saja, tanpa menuai manfaat yang dalam darinya. Pekerjaan yang menumpuk di kantor tidak seharusnya menjadi hambatan untuk beribadah. Semuanya harus berjalan seimbang. Di situlah pentingnya manajemen waktu yang ketat selama bulan Ramadhan ke depan. Dan itu adalah tantangan bagiku. Juga bagi kita semua yang berada pada kondisi serupa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku berharap aku dan kita semua diberikan kesempatan, kesehatan, keluangan waktu, dan kejernihan pikiran untuk dapat menjalani bulan Ramadhan tahun ini dengan baik dan lancar. Mari sucikan hati, luruskan niat. Semoga Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Aamiin Ya Rabbal 'Alamiin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Melalui postingan ini juga aku juga ingin meminta maaf kepada rekan-rekan pembaca, seandainya dalam satu tahun sebelumnya terdapat hal-hal yang tanpa sengaja telah membuat luka di hati rekan-rekan sekalian. Mohon keikhlasannya untuk memberikan maaf.</div>
<br />
<h2 style="text-align: center;">
<span style="color: #38761d;">Marhaban ya Ramadhan</span></h2>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-8819614695703347892015-06-09T23:43:00.000+07:002015-06-13T16:05:47.906+07:00Obrolan Singkat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Sepulang kantor hari ini, saya menyempatkan waktu bersama teman-teman SMA <i>hangout</i> bareng di sebuah mal terkemuka di Jakarta. Awalnya acara itu direncanakan untuk merayakan mutasi salah seorang dari kami ke <i>homebase</i>-nya di Makassar. Pada akhirnya, acara itu berjalan dengan riuh tawa dan tukar-menukar pikiran dan pengalaman di antara kami. Memang seru sekali saat berkumpul dalam wadah reuni sederhana seperti ini. Tanpa banyak perencanaan, penuh spontanitas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berkumpullah kami malam ini, berlima, mulai membicarakan berbagai macam topik, mulai dari karier, minat, hal-hal terbaru dalam hidup, Jakarta, sampai pada gosip tentang ini dan itu. Satu di antara tema obrolan tersebut terus menggantung di pikiranku. Tema yang dimulai dengan pertanyaan yang diajukan salah seorang dari kami: "sudah puaskah kalian dengan karier yang kalian jalani sekarang?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertanyaan tersebut dijawab dengan enteng saja dari mereka berempat, secara bergantian. Saya cukup heran mendapati mereka semua tidak ada yang merasa puas dengan karier yang mereka jalani saat ini. Dengan berbagai macam alasan. Ada yang berdalih karier sekarang seperti tidak memberikan <i>tangible effect </i>apapun, meskipun di dalamnya terdapat beragam <i>opportunities</i> yang bagus. Ada pula yang ketidakpuasannya diakibatkan oleh waktunya yang sangat terbatas. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sembari mereka menjawab satu per satu, aku merenung dalam-dalam, "bagaimana dengan saya?".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika mau jujur, saya selalu merasa bahwa karier yang tepat bagi saya adalah sebagai peneliti dan akademisi. Saya senang sekali menganalisis suatu gejala menggunakan teori-teori kontemporer, menggali gejala-gejala itu lebih dalam, lalu menuliskan hasilnya. Saya senang sekali menulis. Saya selalu ingin mempunyai fleksibilitas waktu untuk dapat membaca berbagai macam teori, lalu menelitinyanya, dan mungkin mengembangkan teori baru berangkat dari sana. Fleksibilitas waktu yang saat ini banyak saya habiskan mengerjakan pekerjaan rutin di kantor hingga hampir tak berbekas. Sayang sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, pada dasarnya saya sendiri tidak puas dengan bagaimana karier saya saat ini berjalan. Sama halnya dengan mereka, saya juga mempunyai alasanku sendiri. Harus diakui, karier yang sesuai dengan <i>passion </i>itu pasti jauh lebih seru! Apakah saya juga akan mengejar karier yang lebih sejalan dengan <i>passion</i> saya? Hmmm... Pertanyaan itulah yang sampai malam ini, pukul 11.45 WIB, masih menggantung di atas kepala saya. Menahan kelopak mata untuk terlelap.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-19354654097507268892015-06-06T12:53:00.000+07:002015-06-06T13:02:48.248+07:00Kabar Penempatan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Pada hari Rabu, tanggal 20 Mei 2015 apa yang dinanti-nanti akhirnya datang juga: penempatan. Datang di saat yang tidak diduga-duga dan menampilkan hasil yang juga demikian. Pada akhirnya, kami hanya bisa berdoa dan berencana, semua keputusan tetap berada di tangan atasan. Pada sore hari itu, saya ingat betul bagaimana saya berulang kali, berulang-ulang kali, membaca nama saya di lampiran keputusan tersebut dan tempat baru saya nantinya. Semakin saya membacanya, semakin sakit rasanya. Entah mengapa... Ini yang tertera di sana: "<b>Bagian Kepegawaian Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak</b>".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada awalnya, saya merasa sangat <i>down </i>dengan ini. Ego saya sebagai manusia yang mengharapkan tempat terbaik untuk mengembangkan diri tidak tercapai. Penempatan di Bagian Kepegawaian sudah pasti menjanjikan kesibukan yang intens dengan pekerjaan yang bersifat klerikal dan monoton, yang mohon maaf, saja tidak begitu cocok dengan minat dan bakat saya. Rasanya, perjuangan saya selama di kampus tidak menghasilkan apa-apa. Pribadi saya yang kompetitif memperburuk gejolak ini. Dalam situasi itu, saya banyak berpikir yang tidak-tidak. Apalagi saat melihat teman-teman saya di kampus yang <i>effort-</i>nya "biasa-biasa" saja, namun pada saat penempatan justru memperoleh tempat yang lebih menantang. Entahlah. Nasib memang kadang tidak dapat diprediksi seperti itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selalu ada hikmah atas apa yang terjadi dalam hidupmu. Namun untuk ini, apa? Saya terus bertanya-tanya dalam hati. Rasanya semuanya tidak masuk di akal. Kau tidak membeli Ferrari untuk dipergunakan sebagai Toyota, bukan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya mencoba sabar dan sebisa mungkin menghalau setiap pikiran seperti ini. Tetap yakin pada kehendak Yang Maha Kuasa. Berusaha tetap tersenyum, meski di dalam sana betul-betul kecewa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu minggu, dua minggu bekerja... Akhirnya pada tanggal 3 Juni 2015 terbitlah surat keputusan penempatan kami ke eselon IV masing-masing. Saya ditempatkan di <b>Subbagian Administrasi Pengembangan Kapasitas</b> yang disingkat Subbag APK. Dari namanya saja, tentu sudah terbayang tugas dan fungsinya. Subbag APK bekerja dalam urusan administrasi tugas belajar, izin belajar di luar kedinasan, <i>shortcourses</i>, beasiswa, dan diklat-diklat. Sedikit cahaya harapan pun mulai datang: <b>BEASISWA</b>~!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya, beasiswa! Dari sana saya akan memperoleh informasi yang memadai tentang bagaimana mendaftar beasiswa, persyaratan-persyaratan administrasinya, serta pengalaman langsung di lapangan dalam mengurusi pelaksanaan seleksi beasiswa tersebut. Saya sangat terhibur dengan ini. Beberapa kekecawaan yang berakar di hati kemudian terangkat dan langkah saya pun menjadi ringan kembali. Alhamdulillah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: red;">DUA TAHUN</span></b> lagi, insya Allah. Saya akan menjadi peserta ujian seleksi beasiswa tersebut. Kemudian saya akan lulus dan segera melanjutkan jenjang pendidikan magister ke luar negeri. Sementara itu, saya harus betul-betul menekuni pekerjaan saya di Subbag APK, ikhlas melayani pegawai pagi sampai petang, sembari mempersiapkan segalanya hingga kesempatan emas itu tiba. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mohon doanya, teman-teman. Wassalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-37460559991999515842015-05-01T03:58:00.001+07:002015-06-05T23:54:11.221+07:00Dear Woman<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr">
</div>
<div style="text-align: center;">
Baru-baru ini saya membaca puisi yang amat dalam maknanya. Sebuah puisi karya Michael E. Reid. Berikut ini patahan puisinya. Selamat menikmati. ^^</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Dear woman, </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Sometimes, </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>You'll just too much woman. </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Too smart, </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Too beautiful, </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Too strong, </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Too much of something, </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>That makes a man feel like less a man. </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Which will start making you feel like you have to be less of a woman.</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>The biggest mistake you can make is removing jewels from your crown. </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>To make it easier for a man to carry. </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>When this happens, I need you to understand, </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>You do not need a smaller crown,</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>You need a man with bigger hands.</i></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
...</div>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-8739090946027261002015-04-24T09:00:00.000+07:002015-06-13T16:06:35.111+07:00Makna Lain Yudisium<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tanggal 23 April 2015 kemarin adalah hari yang bersejarah buatku bersama ke-110 anak D4 Reguler STAN lainnya. Kami akhirnya melalui satu fase terbesar dalam hidup kami, yaitu yudisium. Melalui fase ini, status kami tidak lagi sebagai mahasiswa berstatus pegawai tugas belajar, tetapi akan kembali ke kantor masing-masing sebagi pegawai penuh. STAN yang menjadi tempat kami menuntut ilmu dan mengembangkan wawasan dalam dua tahun terakhir ini pun harus kami tinggalkan. Cepat atau lambat saya pasti akan rindu dengan suasana kampus Ali Wardhana.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Yudisium memiliki makna lain buat saya. Bagi saya, yudisium ini memberikan makna bahwa setiap visi yang jelas dan diinternalisasi dengan baik oleh watak, pikiran, dan tingkah laku akan membawa visi tersebut ke tempat pencapaiannya. Ketercapaian visi hanya dapat terjadi jika kamu yakin sepenuhnya itu bisa terealisasi. Yakin sampai ke tingkat kamu dapat memvisualisasikan dengan jelas pencapaian atas visi tersebut.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Contoh paling populer dari ini adalah kisah alm. Walt Disney saat merealisasikan Disney Land. Sama-sama kita ketahui, Walt Disney meninggal beberapa tahun sebelum Disney Land selesai dibangun. Yang menarik adalah ketika istri Walt Disney diwawancarai oleh wartawan mengenai pendapatnya tentang hal tersebut. Menanggapinya, beliau menjawab, "Percayalah, dia sudah melihatnya.". Demikianlah proses visualisasi atas visi berjalan. Walt Disney telah membayangkan dengan sangat jelas akan seperti apa Disney Land nantinya, setiap detailnya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Di awal perkuliahan, sewaktu pertama kali menyandang status mahasiswa Diploma IV, saya bertekad untuk menjadi salah satu lulusan terbaik di kampus ini. Lulusan terbaik di sini tidak melulu melihat indeks prestasi di kampus, tetapi juga prestasi-prestasi lain di luar kampus, serta nilai tambah yang dapat diberikan ke orang lain. Saya pun mencatat visi saya tersebut, menuliskan beberapa misi untuk menjelaskan bagaimana cara mencapainya. Setelah itu saya melakukan visualisasi atas visi tersebut. Dalam dua tahun saya membayangkan saya akan lulus dari kampus ini tersenyum bangga pada pencapaian-pencapaian yang berhasil diraih.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dua tahun kemudian, alhamdulillah segalanya berhasil saya dapatkan "hampir" sesuai apa yang saya bayangkan dua tahun yang lalu. Hampir, tidak persis. Sejujurnya dulu saya membayangkan diri saya sebagai lulusan terbaik kampus, namun kenyataannya saya belum berhasil merealisasikan itu. Saya hanya duduk di peringkat kedua dengan indeks prestasi kumulatif 3,73, berbeda tipis dengan teman baik saya, Fauziah Noor yang menempati posisi pertama dengan indeks prestasi kumulatif 3,74. Apakah itu membuat saya puas? Tentu saja tidak. Saya sedikit kecewa. Hanya saja, saya cukup terhibur dengan keakuratan visualisasi visi saya. Dengan setiap keterbatasan yang saya miliki dan ketidakberuntungan yang harus saya hadapi, saya hanya tertinggal 0,01 poin untuk melengkapi keseluruhan visi saya selama berkuliah di Diploma IV STAN. Itu semua merupakan nikmat Allah SWT yang perlu disyukuri.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Selain dari tolak ukur indeks prestasi, semuanya mampu saya realisasikan. Alhamdulillah. Selama dua tahun kuliah di Diploma IV ini saya mampu mengukirkan prestasi dengan memenangi beberapa kompetisi yang diikuti. Selain itu, di sela-sela kesibukan perkuliahan saya tetap mampu melestarikan pengatahuan dengan aktif mengajar akuntansi dan perpajakan ke teman-teman Diploma III yang saya yakin sepenuhnya dapat memberikan manfaat yang luar biasa bagi mereka dan juga bagi saya. Atas setiap pencapaian tersebut saya harus mengucap syukur ke Pencipta Semesta, alhamdulillah.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Yudisium bukanlah akhir. Yudisium adalah awal kehidupan yang baru. Saya tidak boleh berpuas diri sekarang. Masih banyak yang harus saya raih di depan sana. Di kesempatan lainnya, saya ingin terus mengasah kemampuan visualisasi visi ini, dan saya tidak boleh gagal kali ini.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Terakhir, selamat yudisium teman-teman.. Semoga keberhasilan selalu bersama kita. Aamiin YRA.</span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8000001907349px;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6HPo2eoMTL7WIYHCWcRHnfzJSIT792-KyrFPn3GOaDvJFNvLA10hgptX9NMwvlVryb3IsaS3JdxXieAT2HDEOsAe0IPLZdv9lBh45DwTGe7xU5dakZPSXikpAv9iZ1_yVtOp1oSWm4Oo/s1600/1975234_10205511072648820_7235249345582923603_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6HPo2eoMTL7WIYHCWcRHnfzJSIT792-KyrFPn3GOaDvJFNvLA10hgptX9NMwvlVryb3IsaS3JdxXieAT2HDEOsAe0IPLZdv9lBh45DwTGe7xU5dakZPSXikpAv9iZ1_yVtOp1oSWm4Oo/s1600/1975234_10205511072648820_7235249345582923603_n.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Yudisium Diploma IV Reguler, 23 April 2015, di Gedung G STAN</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjT2kWbgnjdTc-bAXvYy5JQD0sT_her5VyuL_ZIr0URCEZSaiG9dYoMB-c9cLXr-6XAZmzXr4YbMBiC7fS3tpnTMWwpY-J67J1vJCLzM_0r1CqLeq7rtQVqoYQ-RcO6l5VBv-0Dhg1dzvA/s1600/yudis1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjT2kWbgnjdTc-bAXvYy5JQD0sT_her5VyuL_ZIr0URCEZSaiG9dYoMB-c9cLXr-6XAZmzXr4YbMBiC7fS3tpnTMWwpY-J67J1vJCLzM_0r1CqLeq7rtQVqoYQ-RcO6l5VBv-0Dhg1dzvA/s1600/yudis1.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pelepasan balon sebagai simbolisasi pelepasan status kemahasiswaan</td></tr>
</tbody></table>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-54407183700214158702015-04-21T20:32:00.001+07:002015-06-13T16:05:39.907+07:00Possibilities<p dir="ltr">Hello!</p>
<p dir="ltr">Here I am, back to Jakarta again after the passed 2 weeks were delighfully spent in Makassar. All for the sake of the big day: Yudisium. What is yudisium you might ask? Yudisium is a farewell. Time for me to say farewell to my college and all people in it. Time for me to say farewell to my status as a college student, and say hello to my new status: a fiscus. Eventually all of us in STAN will face this yudisium thing. I'm so glad I could face it in two days. I'm burning with excitement at this very moment.</p>
<p dir="ltr">However, the fact that I will go back to work in the near future concerns me slightly. The replacement of the place I will work to is what concerns me the most. Oh my.. I have no idea where it could be. In Makassar? In Jakarta? Or any other places? Every possibility is widely open. I hope for the best, of course. However, looking at my family's condition right now, i think I need to work not so far from home.. In Makassar.</p>
<p dir="ltr">The situation at home is not so good right now. I could see this clearly just now when I left home. My mom and my grandpa's tears when seeing me left somehow awoke me. I just realize how enormous my role in their life. My mom and my grandpa need me the most. I should become a better son to my mom and a sweet grandson to my grandpa. They seems powerless without me around. As you know, family is number 1 priority for me. Consequently, i have to set loose of my carreer opportunity and my love. All for the sake of my family. I know this situation will be hard for Dewi. Hopefully she will understand and support me throughly.</p>
<p dir="ltr">On the other hand, if destiny shows me the least expected way, no sweat. I have made several plans about it. I will continue to pursue my career in teaching financial or governmental accounting. I could be useful in teaching on those areas as my subsidary career. It will create additional income too. Eventually, I plan to teach in my beloved college, STAN, after I meet the stated requirements.</p>
<p dir="ltr">Whatever it is, i believe it must be the best for me. Afterall, Allah SWT always know what best for us. So why should I overthink again?</p>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-42512500283348786262015-04-18T10:36:00.002+07:002015-06-13T16:06:02.751+07:00Another Happy Beginning<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: center;">
At the end of March, precisely at March 27, something big
was happened. It was the moment I had waited for such a long time. One moment
that would decide my life. A brief moment which is so important for me. It was
the time for me to be responsible of my under-graduate thesis in front of the assigned
lecturers.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: center;">
I could complete my under-graduate thesis as soon as the
deadline arrived. Meaning, I barely finished it on time. If not for the help of
Mr Budi Mulyana as my matter assistance lecturer and also Mrs Dyah Purwanti as
my technical assistance lecturer, perharps I couldn’t finish it on time. In
their right hands, my work was polished very well. I have to say that was a
very tough work, not an easy one. Both of them are very competitive, selective, cautious,
and disciplined. They could easily find every error in my writing. Then, they
assisted me by giving some helpful solutions in order to correct those errors. Hereby,
I have to say my gratitude to both of them.<o:p></o:p></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: center;">
After all processes completed, I submitted my thesis to
the secretariat at March 24. At the time, they said that they could schedule my
comprehensive test on March 27 which means I only had as many as 3x24h to
prepare every thing. I felt so insecure instantly. At the comprehensive test, I
had to be responsible of two main things. First, I had to be responsible about
my research which was written in the 169 pages of my thesis. Second, I had to
be responsible about all the knowledge I’ve learned in D4 STAN these 2 years. I
have to tell you, those tasks were as difficult as it might sound and my life
in the future depends on it. Consequently, I had to prepare every thing in these
3 days. I was not a brilliant student as I hope I could be, so I needed to
spent more time in re-learning every matters I got in those 2 years
effectively.<o:p></o:p></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: center;">
One day before the day, my insecurity was starting to kill
me. I thought of many things. What if I couldn’t answer questions asked by the
assigned lecturers? What if I got groggy in the process and I couldn’t convey
what I think smoothly? What if I failed? And so on...... So many questions, so
many insecurities. To help me through those insecurities, I called my parents.
They helped me a lot. I called my gf too to calm me more. In the evening, secretariat
called me and told me that the assigned lecturers for the day are Mr Budi
Waluyo, Mr Raynal Yasni, and of course Mr Budi Mulyana as my matter assistance
lecturer.<o:p></o:p></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: center;">
The day was come and at the time I was quite confidence of
my preparation. I prepared every thing, matters and strategies. I hoped for the
best for that day. I called my gf, my love, to pick me up and went to the
campus together so that I could feel more relaxed before the test. We ate
breakfast together. Then after every thing was in place, at 07.30 we departed.<o:p></o:p></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: center;">
Alhamdulillah, the test was going very smoothly. I could
answer every question from the assigned lecturers well. I spent 2h30 in the
room, 15 minutes for presenting my research, and the rest for lecturers’
questions. Mr Budi Mulyana started by asking a little about the prospect of my
research. After that, he asked about governmental finance management and
governmental accounting standard. About 45 minutes later there was no more
question from him, so we continue to Mr Raynal. Mr Raynal’s major in economy
and accounting, so he asked several questions about public finance and
accounting theory. But before that, he asked the detailed processes of my
research. The last was Mr Budi Waluyo. He asked questions about strategic management
and management accounting. After all the questions answered, they told me to leave
the room. They needed time to discuss about the test result. I had no idea what
would happened next...<o:p></o:p></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: center;">
In front of the room, I was waiting with ease. I was quite
satisfied with my answers to them, but that didn’t negate the chance of anomaly.
I felt a little insecurity. Just a little. 5 minutes later, Mr Budi Waluyo
called me and urged me to come in. After I sat in my place, he told me the
result slowly. First thing first, he asked my opinion whether I passed or not. Nervously, I
remained silent. Then without further question, he read the paper in front of
him. Time ticked slowly at the moment. After several seconds passed, he continued and said that I passed the test successfully! I tried to listened to what he said very carefully. What? I PASSED THE TEST! Alhamdulillah!
After that, he congratulated my thesis and urged me to continue on it since it
had prospect in it. I said yes I would, then we shaked hands, took a photograph
together, and left the room afterwards.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: center;">
I was drowning in bliss. I called my mother, my father, my brother
and sisters to inform this news. They were very happy and congratulated me. My
mother was crying after hearing the news. I was so happy at that time.<o:p></o:p></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: center;">
That was another achievement in my life. That was another
blissful beginning for my future. I learned a lot from it. I cherished the
moment briefly and be prepared for more challenging future tomorrow. I
promised myself that this was not the ending. I had so many things to learn, to
achieve, to grasp. There’s no time to waste.</div>
</div>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-83402981433660076402015-02-24T22:04:00.001+07:002015-06-05T23:54:40.385+07:00Story about Us<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Not very long from now, I and Dewi will celebrate our 3-month anniversary. For these 3 months we have done several stuffs. Most of which are crazy stuffs, you know. We spent our time very well together. We connected really fast. She always knows what I think of, and I do to inversely. I am happy with her.<br />
<br />
Yeah, i am so happy with my relationship with Dewi. Imo, she is so positive, supportive, caring, unique in her own way, and nice. I am so impressed with this girl. She is always there to help me in my difficult times, support me when I really need one, cheer me up when I am so down, congratulate me when I did success in life, and pray for me every night. She is a nice person.<br />
<br />
She is really close to her family. And that's a good thing of course. She is nice and caring to children and animals. And that's a good thing too! She is so stubborn sometimes, but that's not that bad, you know. Sometimes, you need that. You don't want a person who could change his/her opinion so easily. It could potentially makes discussion really boring. Yet, stubborn and silly people like her is what I need. This makes us always discuss over some matters for quite a long time. We share our opinions, being silly to defend our opinion, till one of us proved to be wrong. (Ha-ha). I remembered when I and she discuss about Value-Added Taxes, we debate intensely until I could prove her wrong. That's was so funny, yet magnificent moment. Yeah, I enjoyed this relationship mostly because of her silliness.<br />
<br />
After 3 months passed, our relationship will get really serious. I realize this is just the beginning. But if I could, I would really like to make this relationship with her last for a very long time.<br />
<br />
...<br />
I think, I love her.<br />
<br />
<br />
.</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-19645195925222950882015-02-24T21:36:00.003+07:002015-06-05T23:53:53.419+07:00Penulisan Skripsi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Tibalah saya pada masa-masa yang menjadi cobaan terbesar mahasiswa selama perkuliahan: masa penulisan skripsi. Ini adalah masa yang benar-benar sulit, bukan dari segi penulisan skripsinya, tetapi dari segi sangat minimnya waktu yang ditetapkan oleh sekretariat kampus untuk penulisan skripsi ini. Kami satu angkatan hanya diberikan waktu bersih satu bulan dalam menyelesaikan penulisan dan mempersiapkan diri untuk sidang kompre. Tidakkah itu terlihat mustahil?!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai saat ini, saya sendiri masih berkutat dengan bab IV saya yang masih sangat minim. Wawancara dengan sebagian besar narasumber yang saya rencanakan belum kunjung terlaksana. Kesulitan terbesar yang saya hadapi berada pada data yang tersedia. Sampai saat ini data yang saya miliki belum cukup untuk menyelesaikan skripsi ini. Saya selalu cemas jiika memikirikan ini, namun saya terus optimis pada mukjizat Allah. Sebesar apapun masalahku, ada Allah yang mahabesar yang pasti akan memberikan petunjuknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian juga dengan beberapa orang teman saya. Kondisinya tidak jauh berbeda. Ada yang masih gonta-ganti judul menyesuaikan dengan kehendak sekretariat. Ada pula yang masih sibuk merevisi proposal penelitiannya. Beruntung bagi mereka yang mudah memperoleh data dan dapat dengan mulus masuk dalam tahapan penulisan analisis pembahasan. Harus saya akui, saya benar-benar iri dengan mereka. Rasanya ingin mengulang waktu, mengambil tema yang lebih mudah dengan data yang lebih gampang diperoleh, lalu mengembalikan waktu kembali dan mendapati diri saya telah hampir menyelesaikan skripsi saya pada saat ini. Tapi, ya sudahlah. Semuanya sudah terjadi. Saya hanya bisa melanjutkan penelitian ini, menyelesaikannya, lalu lulus dari kampus keuangan negara ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>By the way</i>, bidang skripsi yang saya ambil adalah manajemen keuangan yang mengarah pada manajemen keuangan pemerintah. Topik yang saya ambil adalah perihal sistem pelaksanaan dan penatausahaan keuangan desa. Dana Desa yang bersumber langsung dari APBN yang akan diumpan ke 72.904 desa yang tersebar di seluruh pelosok nusantara menjadi latar belakang penelitian saya ini. Tentu kalian sudah pernah mendengarnya,bukan? Tentu perlu ada upaya untuk mendesain sistem pengelolaan keuangan desa agar dapat menyiapkan desa-desa dalam menghadapi tantangan akuntabilitas pengelolaan Dana Desa tersebut. Sebagai mahasiswa STAN, saya merasa bertanggung jawab pada pengelolaan keungan desa ini. Dana Desa yang bersumber dari APBN tersebut harus dapat terlaksana secara tepat guna berdasarkan prioritas pembangunan desa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekian saja ya teman-teman. Sekian catatan saya seputar kerumitan masalah yang saya hadapi dalam penyelesaian skripsi saya. Doakan agar saya tetap positif dan optimis dengan penelitian ini. Semoga saya mampu menyelesaikan skripsi saya ini dan lulus dengan prestasi yang membanggakan kedua orang tua saya. Aamiin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wassalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-21684333259726795032014-12-31T09:24:00.002+07:002015-06-13T16:06:24.900+07:00Catatan Akhir 2014<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Dalam hitungan jam tahun 2014 akan berakhir. Ada banyak sekali cita-cita yang saya harapkan tercapai tahun ini, namun tampaknya belum dapat saya capai sehingga mau tidak mau tertunda ke tahun-tahun berikutnya. Ini menyedihkan tentu saja. Namun demikian, ada juga beberapa hal positif yang tidak terduga sama sekali yang terjadi di tahun ini. Baiklah, mari kita mulai review tahun 2014 ini, semoga dapat menjadi bahan evaluasi untuk diperbaiki di tahun-tahun berikutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari aspek pengembangan diri baik jasmani maupun rohani tidak begitu banyak peningkatan seperti apa yang saya harapkan. Keimanan dan ketaqwaan saya begini-begini saja. Jalan di tempat. Tidak banyak berubah. Kualitas ibadah saya juga masih belum konsisten. Secara pribadi saya sangat kecewa dengan ini. Saya harus menyiapkan terobosan untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas ibadah saya untuk pembangunan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya juga masih buruk dalam mengelola keuangan. Beberapa hal yang bukan kebutuhan tetap saja dibeli, padahal saya sadar itu tidak penting. Saya semakin malas membaca, juga menulis. Terlalu banyak waktu yang habis untuk media sosial. Terlalu banyak waktu terbuang percuma dengan bermain game. Astaga, tanpa sadar tahun 2014 berlalu hanya dengan hal-hal tidak penting itu!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian beralih pada beberapa pencapaian positif, saya senang tahun ini saya mempunyai kesempatan untuk mengikuti lomba-lomba di bidang akuntansi dan perpajakan. Alhamdulillah saya dan teman-teman mampu meraih prestasi tertinggi di lomba akuntansi CPA Australia 2014, Simposium Karya Tulis IAI, Tax Championship Trisakti 2014, dan Trisakti Economic and Business Fair & Competition 2014. Adalah suatu kehormata bagi saya untuk bisa berkompetisi bersama Rahmad Karim Harahap, Fauziah Noor, dan Rifky Kusuma Wardana. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pencapaian positif lainnya ialah saya memperoleh banyak kesempatan untuk menyalurkan ilmu saya kepada teman-teman yang membutuhkan. Ada beberapa kesempatan untuk mengajar privat akuntansi dasar dan menengah kepada adik-adik kelas di STAN dan di Binus University. Kesempatan ini sangat berharga bagi saya, sekaligus sangat menantang. Saya juga pada akhirnya bergabung dengan Pusat Kajian Akuntansi dan Kebijakan Publik STAN di divisi riset. Di sini saya berencana untuk membantu membangun kembali divisi riset STAN untuk bisa aktif dalam membuat karya tulis ilmiah di bidang akuntansi dan kebijakan publik. Semoga tahun depan bisa terlaksana dengan lebih intens.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Last but not least, </i>alhamdulillah rumah yang kami bangun dari nol di awal tahun dapat rampung 80% tahun ini. Sekarang rumah tersebut sudah dua tingkat dan sudah dapat ditempati oleh orang tua dan adik-adik saya. Awal tahun depan insya Allah rumah ini akan rampung seluruhnya. Doakan ya teman-teman....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahun 2015 mendatang saya telah mencatat beberapa resolusi yang ingin dicapai. Resolusi paling besar yang akan saya raih ialah menyelesaikan D4 dengan baik, lalu mendapatkan penempatan sesuai dengan apa yang saya bersama keluarga saya harapkan. Aamiin.. Perjuangan di kampus ini sedikit lagi berakhir. Tidak sepantasnya saya berleha-leha dan berpangku tangan! Semangat kawan!</div>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-88397707456054809692014-12-16T22:43:00.000+07:002015-06-13T16:06:15.699+07:00Tentang 15 Desember 2014<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Huah.. Lama sekali rasanya tidak bercerita di sini. Satu bulan? Dua bulan? Wah, tiga bulan! Waktu benar-benar berjalan dengan amat cepat. Tidak akan pernah menunggu kau yang tetap berada di keraguan! </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Baiklah, tanpa berpanjang lebar. Kali ini aku mau cerita tentang kejadian luar biasa yang terjadi kemarin. Penasaran? Begini ceritanya...</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kemarin, tepat 15 Desember 2014, adalah hari yang penuh kebahagiaan. Kebahagiaan yang terjadi akibat pertemuan dari rasa sayangku dan rasa sayangnya selama berbulan-bulan kami saling mengenal. Rasa ku yang terpendam selama ini akhirnya berbalas. Keputusan untuk menjalin komitmen hubungan pun kutempuh. <i>Kami </i>tempuh. Rasanya, kejadian ini tidak boleh terlewatkan untuk tidak ditumpahkan dalam blog ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Honestly</i>, hubungan semacam ini sudah lama sekali tidak kujalani. Terakhir menjalani hubungan semacam ini adalah April 2010. Dan sekarang sudah Desember 2014. Tentu saja, ada berbagai rasa cemas di batin ini. Cemas akan mengulang kesalahan yang sama, cemas akan ujung berupa kegagalan. Tapi, temanku pernah berkata, kau tidak memulai hubungan dengan memikirkan akhir dari hubungan itu. Jalani saja, <i>cherish every moment</i>, niscaya hubungan itu akan baik-baik saja. Intinya, <i>don't overthink things</i>!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentu <i>readers </i>penasaran siapakah perempuan yang (tidak) beruntung ini? Masalah itu kita ungkap di postingan lainnya ya.. He-he. Sedikit bocoran, perempuan yang satu ini berbeda dengan perempuan lain pada umumnya. Mungkin karena itulah aku tertarik padanya. Hmm.. Tidak sampai di situ saja, dia ini unik. Benar-benar <i>one of a kind</i>. Sampai sekarang aku masih bingung, kok bisa ya kejadian sama dia. Ha-ha. </div>
<div style="text-align: justify;">
(<i>Oops.. She must be upset after reading this </i>:p)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Whatever</i>, yang terpenting ialah hidupku menjadi jauh lebih berwarna kini. Setiap hari dipenuhi senyuman dan tawa. Tidak ada lagi raut cemberut bias kurangnya kasih sayang. Hari-hari ke depan pun akan lucu kembali. :')</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebelum membuat dosa terlalu banyak, ini dulu ya <i>guys</i>. Sampai jumpa di postingan selanjutnya. :D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<br />
<br />
p.s.<br />
Buat para pria <i>single </i>bermartabat di luar sana, semangat berjuang!<br />
Gw cabut deluan ya.. Wkwk :p</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-10534689800207181512014-09-05T19:38:00.002+07:002015-06-05T23:53:53.410+07:00Kuliah Terakhir!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Lama sekali rasanya tidak bercerita di sini. Kesibukan ini dan itu lagi-lagi menjadi pembenaran kali ini. Hmm, tapi kali ini saya tidak bisa mengelak lagi. Kemalasan demi kemalasan, dan sedikit kejenuhan yang menjadi penyebabnya. Semester sembilan di Diploma IV STAN tidak begitu sibuk sebenarnya. Ada begitu banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk menulis ini dan itu. Namun yaah, entah mengapa motivasi untuk menulis kalah telak sama motivasi untuk membaca dan melakukan hobi-hobi lainnya. :))</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Well</i>, cukup basa-basinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di postingan ini saya mau cerita tentang gambaran singkat masa-masa perkuliahan saya di semester sembilan ini. Awal semester saya bergabung dengan kelas 9A Reguler. Hanya tiga orang dari kelas 8D Reguler yang masuk ke kelas ini: saya, Reni, dan Heni. Pendeknya, saya masuk ke lingkungan yang cukup asing. Bertemu dan berkenalan dengan orang-orang yang baru membuat saya semakin bersemangat! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seiring berjalannya waktu, saya sedikit demi sedikit mengenali teman-teman kelas saya yang baru. Orang-orangnya asyik-asyik dan suportif. Selama satu semester kami berbagi suka dan tawa. Meski harus saya akui, kelas yang baru ini tetap tidak bisa membuatku <i>moved-on </i>dari kelas yang dulu. Tetap saja, ketika mau nongkrong atau main, mainnya ya sama teman-teman dari kelas yang lama. Hanya sekali sekali saja saya berkumpul (di luar kelas) untuk main bersama teman-teman kelas yang baru. <i>This is weird, I know</i>. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari demi hari berlalu, dan tibalah saya di hari ini. Hari terakhir kuliah di semester 9. Hari terakhir kami berkumpul dalam satu kelas yang sama mendengarkan perkuliahan yang dibawakan oleh dosen. Kebetulan mata kuliah penutup semester ini adalah Seminar Perpajakan yang diajarkan oleh Pak Amin Subiyakto. Hati saya sedih bercampur senang, jujur saja. Di sisi lain saya sedih karena ini adalah kuliah terakhir, tentu saja. Tidak ada lagi kelas-kelas untuk dihadiri, yang ada adalah masa-masa bimbingan skripsi bersama dosen pembimbing di semester depan. *eww* Sementara itu, saya juga senang <i>plus </i>excited karena tidak lama lagi, kurang dari satu tahun lagi, saya akan kembali ke dunia kerja, membangun karir, mencari pengalaman baru, dan <i>menikah, insya ALLAH</i>. Yeah, yang terakhir itu tentu yang paling ditunggu-tunggu. Hehehehe</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan........</div>
<div style="text-align: justify;">
*jengjengjeng*</div>
<div style="text-align: justify;">
Hari Senin esok, kami akan menempuh Ujian Akhir Semester kami yang terakhir di sesi Diploma IV ini. Besar harapan saya untuk dapat melakukan yang terbaik pada ujian ini. Semoga saya diberi kesehatan dan kesempatan untuk mengakhirinya dengan indah sebagaimana awalnya yang pernah indah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Wish me luck, guys. :)</i></div>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-73773504455597013772014-06-23T01:24:00.001+07:002015-06-05T23:53:53.428+07:002nd Winner At Lomba Karya Tulis Simposium Kreasi dan Inovasi Mahasiswa Tingkat Nasional<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Saya, Rahmad Karim Harahap (Acim), dan Fauziah Noor (Ziah) kembali dipertemukan pada suatu ajang perlombaan yang digelar oleh Ikatan Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntan Sektor Publik. Ajang ini bertajuk: Lomba Karya Tulis Simposium Kreasi dan Inovasi Mahasiswa Tingkat Nasional. Sesuai dengan judulnya, pada perlombaan ini diharapkan setiap mahasiswa mengirimkan karya tulisnya yang berisi ide-ide baru yang orisinil di bidang yang dipilih. Kebetulan, pada lomba kali ini bidang yang dipilih adalah Akuntansi Pemerintahan. Maksud diadakannya lomba ini ialah untuk memberikan masukan bagi IAI KASP untuk pengembangan dan perbaikan Standar Akuntansi Pemerintahan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kabar mengenai keberadaan lomba ini sendiri baru kami ketahui H-3 sebelum jadwal batas akhir pengiriman karya tulis yang dipersyaratkan (3 Juni 2014). Dengan modal 'nekat' akhirnya kami memutuskan untuk mengikuti perlombaan tersebut. Melalui satu <i>meeting </i>singkat di Warkop Mamat, tempat kami biasanya berkumpul, kami merundingkan tema apa yang akan kami ambil. Berbagai tema mencuat saat itu. Mulai dari beberapa koreksi ringan dari PP 71/2010, akuntansi aset tetap, penganggaran berbasis akrual, sampai pada konsep kapitalisasi kontrak ikatan dinas. Awalnya kami sempat bingung akan mengambil tema apa, namun dengan diskusi yang alot dan cukup panjang, akhirnya kami memutuskan mengambil tema kapitalisasi kontrak ikatan dinas. Tema yang sebenarnya merupakan pengembangan ide dari Acim ini kami ambil dengan mempertimbangkan nilai orisinalitas dari tema tersebut. Judul yang kami pilih untuk karya tulis kami ini ialah <b>Kapitalisasi Kontrak Ikatan Dinas Sebagai Aset Tak Berwujud Guna Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadilah kami mulai mengerjakan pembagian tugas kami masing-masing. Waktu pengerjaan ini maksimal satu hari. Benar-benar tidak ada waktu lagi. Seluruh daya, upaya, kreativitas, ide, gagasan, intuisi harus kami paket menjadi satu dalam wujud karya tulis yang akan dikirimkan ke IAI tanggal 3 Juni 2014. Dengan bersusah payah, akhirnya kerjaan masing-masing bisa kelar pada waktu yang ditentukan. Kami pun memutuskan untuk kumpul lagi di St.Lawson depan kampus STAN pada hari minggu malam untuk rekonsiliasi pekerjaan kami masing-masing. Proses rekon ini pun tidak bisa dibilang mudah. Masing-masing dari kami meminta masukan dari yang lain untuk hal-hal yang tidak ketahui. Demikian seterusnya, hingga akhirnya wujud dari karya tulis kami mulai tampak jelas. Sampai tengah malam kami di sana, berjuang, hingga akhirnya semuanya selesai dan siap dikirimkan. Kami pun pulang lalu beristirahat. Hari senin besok akan menjadi hari yang sangat, sangat sibuk. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesibukan yang digadang-gadang hari senin pun menjadi nyata. Kami harus mengurus persyaratan administrasi ke kampus berupa Surat Keterangan Mahasiswa, selain itu kami juga harus melampirkan nama dosen pembimbing kami. Persyaratan pertama <i>alhamdulillah </i>bisa diselesaikan. Nah permasalahan yang kedua ini yang sulit. Bagaimana tidak? Mayoritas dosen pembimbing yang kami perkirakan akan tertarik menangani ini ternyata sulit ditemui, berhalangan, bahkan ada menolak karena kesibukannya. Sampai sore kami menunggu kepastian dosen pembimbing ini, namun hasilnya nihil. Padahal besok adalah batas akhir pengiriman karya tulis ini. <i>Hmm</i>... Tiba-tiba sebuah ide terlintas di benak saya. Saya menghubungi salah satu dosen di bidang Akuntansi Pemerintahan yang saya favoritkan. Melobi dengan alasan ini-itu, hingga akhirnya bapaknya mau dan bersedia menjadi "dosen pembimbing" kami. Beliau adalah Bapak Budi Mulyana. Dengan berbekal pengetahuan beliau yang luar biasa di bidang Akuntansi Pemerintahan, beliau memberikan begitu banyak saran untuk pengembangan karya tulis ini. Terakhir, beliau menitipkan doa dan harapan, semoga karya tulis tersebut bisa menjadi juara I dalam ajang simposium ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikianlah proses yang kami tempuh hingga akhirnya kami pun mengirimkan karya tulis tersebut sebelum batas akhir yang ditentukan. Benar-benar <i>on-time!!</i> Tapi tak mengapa, menurut saya, apa yang telah kami lakukan dalam tiga hari ini adalah hal yang tidak masuk di akal. Setelah mengirimkan karya tulis tersebut, kami perlu menunggu lagi sampai tanggal 9 Juni 2014 untuk pengumuman karya tulis mana yang layak untuk dipresentasikan di babak final di Yogyakarta. Babak final sendiri akan dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2014. Kalau kami lolos, itu artinya kami harus segera terbang ke Yogyakarta pada saat itu. Ini menjadi rumit karena masa-masa Ujian Tengah Semester/Ujian Akhir Semester akan dimulai pada tanggal 16 Juni. <i>Hmm</i>...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seminggu pun berlalu. Waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Sayang sekali pengumuman yang ditunggu-tunggu ternyata tidak diumumkan sesuai tanggal yang dijanjikan. Ini membuat kami cemas tentu saja. Kami mencoba menghubungi panitia dan panitia mengonfirmasi bahwasanya memang pengumuman belum dirilis ke peserta. Kami diminta untuk bersabar menunggu email pengumuman dari panitia. Email tersebut akhirnya sampai keesokan harinya. <i>Alhamdulillah </i>karya tulis kami termasuk dalam sembilan karya tulis lain yang diundang ke Yogyakarta. Di antara kesembilan finalis tersebut dua di antaranya berasal dari Universitas Gajah Mada. Ah, senang dan bangga sekali rasanya. :')</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Permasalahan selanjutnya adalah waktu yang kami miliki untuk mempersiapkan urusan administrasi, transport, akomodasi, dan lain-lain dalam waktu dua hari. Ini mengharuskan kami berurusan dengan Sekretariat Kampus dan Badan Eksekutif Mahasiswa. Jadwal kuliah yang padat menjadi kendala utama dalam pengurusan ini. Yang cukup disesalkan ialah minimnya peran Sekretariat (Lembaga) dalam mendukung langkah yang kami ambil ini. Proses yang sangat berbelit-belit, dilempar kesana-kemari, bahkan menjumpai ketidakjelasan dalam pengurusan uang transpor pada lembaga. Ini menyedihkan tentu saja. Namun demikian, alhamudulillah semua yang dibutuhkan dapat diselesaikan tepat sebelum kami berangkat. Akhirnya pada tanggal 11 Juni 2014 sore, kami bergegas ke Gambir untuk menaiki kereta Taksaka yang akan mengantarkan kami ke Yogyakarta. Insya Allah besok subuhnya kami akan tiba di Yogyakarta. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selama di Kereta bisa dibayangkan apa yang kami lakukan? Yup, tentu saja menyiapkan bahan presentasi kami buat besok. Mulai dari menyusun <i>slide </i>presentasi yang kompeten dengan kemasan yang semenarik mungkin. Perlu strategi tertentu untuk ini, mengingat waktu presentasi yang disediakan bagi masing-masing tim hanya 10 (sepuluh) menit, dan disiapkan waktu 20 (dua puluh) menit untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh juri perlombaan. Selain itu, kami juga perlu mempersiapkan bahan presentasi masing-masing. Benar-benar menjadi malam yang panjang dan tidak terlupakan. Ditemani dengan suara gesekan rel kereta dan lalu-lalang pramusaji di kereta, kami berdiskusi membicarakan apa-apa saja yang akan kami lakukan besok. Di penghujung malam, kami pun terlelap dalam kesenyapan kereta. Dingin membelai kami lembut. Selamat malam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1SXRgySoPGcGTygLoucNilesUja-lm90zT82tm9qR5eBFm4BZgfQSdz7TgXZWnZk8NWG-J-Hnu5eg3i191rlHLpYxuH6_GhDcfbvbDY-LBCjnfSz_J4ea4ZyvrpHHahyY6Yovl1zRFR0/s1600/IMG_20140611_222804.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1SXRgySoPGcGTygLoucNilesUja-lm90zT82tm9qR5eBFm4BZgfQSdz7TgXZWnZk8NWG-J-Hnu5eg3i191rlHLpYxuH6_GhDcfbvbDY-LBCjnfSz_J4ea4ZyvrpHHahyY6Yovl1zRFR0/s1600/IMG_20140611_222804.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Taksaka Eksekutif, with Acim</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="text-align: center;">
***<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaoCAAxtqOO_ZPJzq-fq-J8lV0QEiHjmHoOIIZdxhZGBTehybk7wPRi7NOIEt4oSLu4pwonRA-4XFePYMT0Kr-0wt1PuWCBtlHZpsyUL_hYbArzazryIukC4DDY5iiE8nI9XQ52Tvji1I/s1600/IMG_20140612_053006.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaoCAAxtqOO_ZPJzq-fq-J8lV0QEiHjmHoOIIZdxhZGBTehybk7wPRi7NOIEt4oSLu4pwonRA-4XFePYMT0Kr-0wt1PuWCBtlHZpsyUL_hYbArzazryIukC4DDY5iiE8nI9XQ52Tvji1I/s1600/IMG_20140612_053006.jpg" height="320" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Stasiun Yogyakarta, 11-06-2014, 04.47 WIB</td></tr>
</tbody></table>
Fajar menyingsing, akhirnya kami di tiba di Yogyakarta. Ini pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Stasiun Yogyakarta. Suasananya sangat lengang saat itu. Kami pun dijemput oleh keluarga Ziah yang menetap di Yogyakarta. Rencananya kami akan beristirahat sebentar di kediaman mereka sebelum beberes dan melanjutkan perjalanan ke Gedung STIE YKPN Yogyakarta, tempat perlombaan ini dilaksanakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Setelah semua persiapan kami kerjakan, kami pun berangkat ke lokasi pertempuran. Kami tiba lebih cepat dari yang dijadwalkan. Terlalu bersemangat (ha-ha). Kami pun memanfaatkan waktu yang ada untuk registrasi, lalu bergegas ke kantin untuk membicarakan teknis presentasi. Sesuai jadwal, kami akan mempresentasikan materi kami tepat setelah makan siang. Kami mengikuti presentasi dari finalis-finalis lain dengan seksama. Di akhir presentasi dan sesi tanya-jawab dengan dewan juri, partisipan lain dapat menyampaikan pertanyaan kepada presentator. Masing-masing dari kami sangat memanfaatkan ini. Saya, Acim, dan Ziah secara bergantian menyampaikan pertanyaan seputar presentasi yang disampaikan oleh presentator yang mendapatkan giliran. Beruntung bagi saya, berkat ini akhirnya saya terpilih sebagai Penanya Terbaik di ajang perlombaan tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Hmm, </i>lanjut. Nah akhirnya tibalah saat bagi kami menyampaikan presentasi kami. Dalam sepuluh menit jujur saja saya pesimis bisa selesai membahas seluruh materi. Namun sekali lagi, berkat kuasa Allah, proses presentasi dan tanya-jawab dengan dewan juri berlangsung sangat lancar. Hampir tanpa celah, semua pertanyaan-pertanyaan dari dewan juri dapat kami jawab dengan maksimal. Harapan di dada semakin membuncah. Semoga bisa menang. Semoga bisa membawa harum nama STAN lagi di jagat perakuntansian nasional. Aamiin..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pukul 16.30 WIB, seluruh tahapan presentasi pun berakhir dan ditutup dengan penyerahan hadiah bagi Penanya Terbaik. Sementara untuk pemenang lomba ini akan diumumkan pada acara puncak di acara bertajuk Malam Sarasehan Ikatan Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntan Sektor Publik yang akan digelar di Hotel Eastparc, Yogyakarta, tepat pukul 18.00 WIB. Memanfaatkan sisa waktu yang ada, kami pun kembali ke kediaman keluarga Ziah untuk meluruskan tulang belakang, beristirahat, dan berbenah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Malam pun tiba, kami pun segera berangkat ke lokasi yang dituju. Hotel tersebut berada cukup jauh dari kediaman yang ditempuh dalam waktu sekitar 20-25 menit. Sesampainya di sana, kami masuk ke hotel dan segera menuju ke lantai 4. Seketika pintu lift terbuka, saya terperanjak melihat apa yang saya saksikan. Suasana di sana begitu ramai. Orang-orang berbusana batik yang kelihatannya cerdas dan berwibawa berkumpul sambil menikmati sajian makan malam. Dengan bermodalkan jas almamater tentu kami merasa canggung berada di tengah orang-orang ini. Apalagi, ternyata beberapa dari mereka adalah pejabat-pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan, BPKP, dan instansi pemerintah lain yang terlibat aktif dalam kepengurusan IAI-KASP. Acim bahkan sempat beberapa kali berpapasan dengan atasannya sewaktu masih di kantor dulu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berhubung kami sangat kelaparan, itu semua tidak lagi dipikirkan. Kami menuruti insting kami untuk menikmati sajian yang begitu variatifnya di aula tersebut. Kami pun berpencar mengambil preferensi makanan masing-masing, lalu berkumpul kembali untuk berbincang. Tak jarang kami ikut perbincangan beberapa finalis lainnya. Ini terus berlangsung sampai panitia (Mbak Alfri) mengumumkan bahwa acara akan segera dimulai dan kami diharapkan untuk segera memasuki aula utama. Kami pun beranjak masuk. Tak lama setelah kami masuk, Mbak Alfri menghampiri kami, dan meminta kami secara spesifik untuk <i>stand-by </i>di samping panggung tepat setelah MC membuka acara. Seketika kami memahami maksud Mbak Alfri ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami pun segera ke samping panggung. Di sana kami diarahkan untuk maju ke panggung ketika MC memanggil nama kami. <i>You know what? </i>Kami menang!!! Entah itu sebagai juara 1, 2, atau 3, yang jelas kami menang. <i>Alhamdulillah..!!!</i> Dalam hati kami bersorak namun tetap memasang wajah serius, berusaha sekuat tenaga agar tak ada yang mengamati perubahan air muka kami. Hmm... Jujur saja, dengan mempertimbangkan orisinalitas karya tulis, kualitas presentasi kami, pertimbangan terhadap presentasi finalis lain, saya pribadi optimis kami bisa meraih juara pertama. Semoga terwujud.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai kemudian MC membuyarkan monolog saya di kepala. Mula-mula MC memanggil wakil dari UGM sebagai juara ketiga di ajang simposium tersebut. Para tamu yang begitu ramai bersorak. Mereka pun menerima hadiah yang diserahkan oleh perwakilan IAI-KASP. Tak lama kemudian mereka turun panggung disertai senyum sumringah di wajah. Lalu, MC pun melanjutkan tugasnya. MC kemudian memanggil juara 2 lomba tersebut yaitu STAN!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya terpereanjat. Sedikit kaget dengan keputusan juri. Butuh waktu beberapa detik bagi saya untuk kembali ke realita dan segera berjalan ke panggung bersama Acim dan Ziah. Kuperhatikan wajah kedua temanku itu sama halnya denganku, menyimpan pertanyaan besar yang ingin ditanyakan namun tidak kuasa, hingga akhirnya dipendam saja. Setelah di panggung, petinggi dari IAI-KASP pun maju memberikan hadiah kepada kami masing-masing, yaitu Uang Tunai Rp10.000.000,-, beasiswa Brevet A&B, Buku PSAK Edisi 2012, dan form gratis mendaftarkan diri sebagai anggota IAI muda. Kami pun menerima hadiah tersebut secara bergantian dengan senyum tipis di wajah masing-masing. Mata kami tetap diisi pertanyaan yang sama, Lalu, siapa yang jadi juaranya?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami turun dari panggung dengan tidak begitu bersemangat. Dalam perjalanan kami ke tempat duduk kami, MC mulai mengumumkan bahwa berdasarkan keputusan dewan juri tidak ada yang menjadi juara 1 di ajang perlombaan tersebut. Seketika beban berat di pundak saya seperti hilang. Namun, seketika itu juga muncul pertanyaan yang jauh lebih besar lagi, "Mengapa bisa demikian?" Sayangnya MC tidak memberikan penjelasan mendalam mengenai hal itu. Pertanyaan ini pun tidak memiliki jawaban yang pasti. Kami hanya bisa berspekulatif mengenai kemungkinan-kemungkinan yang bisa menyebabkan ini. Namun itu semua kami simpan dalam benak kami masing-masing sembari mengikuti jalannya acara diskusi antar Kompartemen Akuntan Sektor Publik dalam tema Membangun Perekonomian yang Transparan dan Akuntabel yang Modern.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi63BpkGVzhfz-eMuuFnYC2DZblM3NlP6khvYZTm-wgK-jyGLssu2kLZj5HLDFjIvEPY6TEJ4MVeD5Lqkw3H-E4zdY6jSLcj7jQ0yyFavH9e0CHkLVJQ2SaSBHE5aILxqF9PT6NsBg4pI/s1600/IMG_20140612_221210.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi63BpkGVzhfz-eMuuFnYC2DZblM3NlP6khvYZTm-wgK-jyGLssu2kLZj5HLDFjIvEPY6TEJ4MVeD5Lqkw3H-E4zdY6jSLcj7jQ0yyFavH9e0CHkLVJQ2SaSBHE5aILxqF9PT6NsBg4pI/s1600/IMG_20140612_221210.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tamu undangan malam sarahsehan, Eastparc Hotel, Yogyakarta.</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Acara ini menarik sekali sesungguhnya. Mereka banyak mengundang praktisi-praktisi dari berbagai daerah yang sukses menjalankan akuntansi pemerintahan melalui opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah masing-masing. Di antaranya yang saya kenali adalah Bapak Syahrul Yasin Limpo (Gubernur Sulawesi Selatan), Pak Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng), dan Pak Soekarwo (Gubernur Jatim). Yang menjadi modulator dalam acara ini adalah Ketua IAI sendiri, tak lain dan tak bukan adalah Bapak Mardiasmo. Para pembicara bergantian menyampaikan praktik-praktik positif seputar membangun transparansi dan akuntabilitas di daerah masing-masing. Tidak jarang, Pak Mardiasmo mempersilakan partisipan untuk menyampaikan pertanyaan kepada pembicara di panggung. Sangat disayangkan, saya tidak dapat menyimak acara yang menarik ini dengan begitu seksama. Pikiran saya masih berporos pada satu hal yang sama dan belum bisa melepaskan diri dari itu. "Mengapa tidak ada juara 1?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga akhirnya kami putuskan untuk tetap positif. Kami memutuskan untuk menerima juara kedua ini dengan senyum yang lebih lebar. Paling tidak, STAN <i>is second to no one. </i>Meskipun bukan sebagai juara 1, STAN tetaplah juara di ajang ini. Getir sebenarnya, tetapi ini harus kami terima dengan lapang dada. Pasti ada hikmah yang bisa dipetik dari sini. <i>Alhamdulillahirobbil'alamin</i>. Terima kasih atas rahmat-Mu ini ya Allah. Semoga kelak di kemudian hari, akan tiba masa kami masing-masing atau bersama-sama dapat meraih prestasi yang lebih baik lagi. Aamiin</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Besok paginya kami kembali ke Jakarta. Pesawat adalah pilihan kami kali ini. Sampai jumpa Yogyakarta!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>p.s.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Teruntuk sobatku <b>Acim </b>dan <b>Ziah</b>,</div>
<div style="text-align: justify;">
Kalian luar biasa seperti biasa! Terimakasih kerjasamanya, pengorbanannya, dan pengertiannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu yang dihabiskan di Jogja kemarin sangat istimewa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di ajang selanjutnya (kalau ada) kita harus juara 1 ya! :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yuk, Pepperlunch!!!<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFN7Mwp6f_afU3vsw427bVMON9yaBNqdRcV0Q087_spvxmLfNAWiEE4z7G5T6PjaWOFumTFftShBu4cNM4g7FWg8FcL0qu8Af8qcHzGOZv_PifodD_TpGse4hMvjjW7Z4dtbaGkwCD1gc/s1600/IMG_20140612_223157.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_UGR4CBGX07FWc3L4tRocllXGJ9jCMjQWNv61Rrfd4Qtyv3LS1qafUAo3GoRs-cSeI7IhcOdOoeqfwBx-65fl6JO1XF6sSutWDgUbiszi-EeZtwoZKMY6HwvXIs2eBEuc0LgEMldlFz8/s1600/IMG_20140612_221502.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_UGR4CBGX07FWc3L4tRocllXGJ9jCMjQWNv61Rrfd4Qtyv3LS1qafUAo3GoRs-cSeI7IhcOdOoeqfwBx-65fl6JO1XF6sSutWDgUbiszi-EeZtwoZKMY6HwvXIs2eBEuc0LgEMldlFz8/s1600/IMG_20140612_221502.jpg" height="320" width="240" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJK06XVUKLI7CETI4Qa2sCeB0tgJ4WvyPxLy_36GQmO4ecgeVQQpyAbEtd2UoncKNTc-FuiSjcJTimL_tWksOMfsdfCkf21h5k1cXA2k_IWmkQO_tAfhtQqUL7qAtUM_KMT1WtJY0RSsc/s1600/IMG_20140612_222940.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJK06XVUKLI7CETI4Qa2sCeB0tgJ4WvyPxLy_36GQmO4ecgeVQQpyAbEtd2UoncKNTc-FuiSjcJTimL_tWksOMfsdfCkf21h5k1cXA2k_IWmkQO_tAfhtQqUL7qAtUM_KMT1WtJY0RSsc/s1600/IMG_20140612_222940.jpg" height="240" width="320" /></a><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFN7Mwp6f_afU3vsw427bVMON9yaBNqdRcV0Q087_spvxmLfNAWiEE4z7G5T6PjaWOFumTFftShBu4cNM4g7FWg8FcL0qu8Af8qcHzGOZv_PifodD_TpGse4hMvjjW7Z4dtbaGkwCD1gc/s1600/IMG_20140612_223157.jpg" height="240" width="320" /></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-46900973486490920322014-06-21T00:52:00.000+07:002015-06-13T16:07:07.339+07:00Sad story..<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: center;">
It's great to see you smiling every time.</div>
<div style="text-align: center;">
It's wonderful to see you laughing every moment.</div>
<div style="text-align: center;">
I'm happy only by seeing you from far away.</div>
<div style="text-align: center;">
From the sideline, that's my space.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Sometimes, I'm trying to enter your surrounds.</div>
<div style="text-align: center;">
Not a pinch of minute,</div>
<div style="text-align: center;">
that happiness fades away so suddenly.</div>
<div style="text-align: center;">
No more smile, only frown.</div>
<div style="text-align: center;">
What right do I have to do this to you?</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
So, I go back to my spot.</div>
<div style="text-align: center;">
Waiting...</div>
<div style="text-align: center;">
And keep waiting.</div>
<div style="text-align: center;">
Loving from far away.</div>
<div style="text-align: center;">
Wondering, </div>
<div style="text-align: center;">
when would this feeling of mine reach you?</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Till one day, I think I should end this hope.</div>
<div style="text-align: center;">
That invitation.. Your answer..</div>
<div style="text-align: center;">
You were so cruel.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
What mistakes have I done to you?</div>
<div style="text-align: center;">
How could you be so cruel to the one who loved you?</div>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-16256141732595078992014-05-05T12:49:00.004+07:002015-06-05T23:53:53.413+07:00Kesan dan Pesan bersama Kelas 7C-8D Reguler D4 STAN 2013-2014<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: #e5e5dd; color: #330000; font-family: georgia, 'bookman old style', 'palatino linotype', 'book antiqua', palatino, 'trebuchet ms', helvetica, garamond, sans-serif, arial, verdana, 'avante garde', 'century gothic', 'comic sans ms', times, 'times new roman', serif; text-align: -webkit-left;"><i>Nothing makes the earth seem so spacious as to have friends at a distance; they make the latitudes and longitudes</i>. </span><br />
<span style="background-color: #e5e5dd; color: #330000; font-family: georgia, 'bookman old style', 'palatino linotype', 'book antiqua', palatino, 'trebuchet ms', helvetica, garamond, sans-serif, arial, verdana, 'avante garde', 'century gothic', 'comic sans ms', times, 'times new roman', serif; text-align: -webkit-left;">-Henry David Thoreau-</span></div>
<br />
Melalui postingan ini saya akan berujar tentang kesan dan pesan saya selama menjadi salah satu mahasiswa beruntung yang telah diberi kesempatan untuk berkenalan, berjumpa, berteman akrab, dan bahkan bersahabat bersama 29 orang hebat yang begitu berarti bagi saya. Mereka adalah penghuni kelas 7C Reguler yang kemudian menjadi 8D Reguler (8 Daebak). Saya sangat bangga menjadi bagian dari kelas yang luar biasa ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlIrJS0NphEQgySup0B8_V9cjzgEdUiP9QzGrelBrlZxOT7igF_Pkw_hP_WQAl6ClgqiE_kudoNEeZBNg0TdvxyA5Yu5i-QuSbHwj2CfuY_LFb_JzsBFoYCD3aSUo1wHZ5WIw5KgzPGmc/s1600/DSC_5615(edit).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlIrJS0NphEQgySup0B8_V9cjzgEdUiP9QzGrelBrlZxOT7igF_Pkw_hP_WQAl6ClgqiE_kudoNEeZBNg0TdvxyA5Yu5i-QuSbHwj2CfuY_LFb_JzsBFoYCD3aSUo1wHZ5WIw5KgzPGmc/s1600/DSC_5615(edit).jpg" height="192" width="400" /></a></div>
<br />
Pertama kali kami berkumpul adalah pada akhir April 2013. Itu adalah saat pertama kalinya kami masuk kelas dan berjumpa satu sama lain, kalau tidak salah di ruang D207. Kesan pertama saat itu adalah saya merasa amat canggung. Saya yakin betul orang-orang ini adalah orang-orang cerdas yang unggul, sehingga saya merasa kecil di hadapan mereka. Beruntung bagi saya di kelas itu saya telah mengenali beberapa orang dengan cukup baik, di antaranya Aditia, Suwondo, Muwardhani Wahyu, Monica, Defita, Hana, Rocky, dan Niczen. Proses adaptasi saya menjadi lebih lancar berkat ini.<br />
<br />
Maklum, saya bukan tipikal orang yang mudah 'nyetel' pada lingkungan baru. Saya ini lama untuk bisa beradaptasi di lingkungan yang baru. Akibatnya, di kelas yang baru itu pun saya awalnya hanya bergaul dengan beberapa orang yang kukenali saja. Meski demikian, semakin saya mencoba mengenali setiap individu di kelas ini, saya menemukan kehangatan yang menyejukkan. Setiap dari individu ini memiliki sisi hangat yang terbuka pada persahabatan. Proses diskusi dan tukar-menukar pikiran selama masa pembelajaran di kelas menjadi katalis timbulnya keterbukaan di antara kami yang sekaligus menghapuskan egoisme dan individualisme yang negatif. Ditambah lagi dengan hadirnya beberapa dosen mata kuliah tertentu yang sangat inspiratif dalam memberikan pemahaman, sehingga kami menjadi dapat mengenali satu sama lain dengan teramat baik. Proses perkenalan yang berjalan dengan baik ini menjadi awal mula keakraban dan kekeluargaan di antara kami bertiga puluh. Hingga saat ini.<br />
<br />
Setelah satu semester saya bersama mereka, harus saya akui mereka semua adalah orang-orang yang betul-betul hebat di bidangnya masing-masing. Sebut saja Suwondo dan Adinda yang cerdas dan kritis dalam menanggapi suatu permasalahan; Hana dan Rio yang mempunyai kemampuan <i>public speaking </i>yang baik, sehingga selalu runtut dan sistematis dalam memberikan penjelasan; Reno yang menonjol dengan pemikirannya yang tajam; Adit yang berwawasan luas dan selalu bisa diandalkan; Nauval yang sangat kreatif; Dana yang pemberani dan <i>sporty</i>; Yudi, ketua kelas kami, yang penyabar dalam meladeni kebandelan kami semua, Yanti yang piawai menulis, Rocky yang jago menyanyi, Adi yang rajin, serta Defi dan Niczen yang telah menjadi teman karib yang manis dalam satu semester tersebut. Intinya adalah mereka semua mempunyai keunggulan kompetitif di bidangnya masing-masing dan tidak sungkan-sungkan berbagi kepada teman-teman sekelas atas keunggulannya tersebut. Itulah mengapa kelas 7C8D ini menjadi kelas yang lengkap dan akrab. Benar-benar terasa seperti keluarga kedua bagi saya. Patut dirindukan.<br />
<br />
Sekelabat kenangan dan momen spesial tentang kebersamaan kita pun muncul di benak. Mulai dari <i>family trip </i>ke Mekarsari: main games-games seru yang telah dipersiapkan panitia, bermain <i>paintball </i>beregu, lalu dilanjut outbond di sana. Kemudian <i>camping </i>di Tanjung Lesung dan Curug Cilember: berkemah di pinggir pantai/sekitaran air terjun, menikmati api unggun sampai dini hari, bernyanyi-nyanyi, sesi curhat, masak-masak, snorkeling, dan bermain voli pantai. Saya juga tidak akan melupakan momen jalan-jalan bersama kita di seputaran kampus: acara buka puasa bersama di Warung Steak, makan-makan, karaoke, nonton bioskop bareng, kerja kelompok bareng, pilot project SPK ke sekolah., dan lain-lain. Belum lagi rutinitas olahraga bareng dengan kalian: futsal bareng, badminton bareng, basket bareng, bahkan sampai main tenis bareng. Lalu tentang kejutan manis yang kalian siapkan tepat di pergantian hari ulang tahunku. Semua itu benar-benar luar biasa kawan! Terakhir adalah kegiatan yang kita laksanakan Minggu, 4 Mei 2014: <i>Family Trip </i>kita ke Taman Bunga Nusantara, Cipanas yang menandai perpisahan kelas kita. Acara perpisahan yang spektakuler, <i>memorable</i>, dan sukses membuat saya tersenyum, tertawa atas kejenakaan, sekali-sekali terharu, dan sedih ketika acara ini resmi berakhir dan kita semua kembali pada rutinitas masing-masing di kelas yang baru.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Selama total dua semester kami bersama, saya mendapatkan banyak pelajaran berharga dari setiap individu hebat di kelas yang luar biasa ini. Saya berkembang dengan sangat baik. Jika semula ketika pertama kali saya bergabung di kelas ini saya masih sebagai ulat yang lamban, pendiam, dan individualis, kini saya telah bermetamorfosis menjadi kupu-kupu muda yang jauh lebih baik. Saya dapat memaksakan diri saya untuk lebih aktif dan kritis di kelas, saya dapat mengatur waktu saya dengan lebih baik, serta menjadi lebih disiplin dalam segala hal. Itu semua berkat pelajaran dan motivasi yang saya peroleh dari teman-teman saya ini. Sangat disayangkan waktu yang saya punya untuk dapat belajar dari mereka terbatas hanya dua semester saja. Setelah itu kami akan berpisah kelas dan tentu kuantitas maupun kualitas waktu untuk bertemu satu sama lain menjadi jauh berkurang. Fakta ini mendekatkan saya pada sebuah kesedihan dan penyesalan. Kesedihan dan penyesalan yang muncul karena saya tidak banyak berbagi kepada mereka selama dua semester itu. Mungkin karena sifat yang introvert jadi seringkali kurang sensitif atas apa yang terjadi di sekitar saya. Saya terlalu berpusat pada diri saya dan tidak mengacuhkan hal-hal yang mungkin dibutuhkan oleh beberapa teman saya. Terus terang saja saya sangat menyesali ini dan ke depannya ini akan menjadi PR yang harus saya selesaikan.<br />
<br />
Dengan segala keterbasan saya, saya perlu meminta maaf kepada seluruh teman-teman karib saya di kelas 7C8D. Maafkan sikap saya yang seringkali terlihat sombong dan lebih memilih sendiri daripada membaur bersama kalian di kelas. Itu bukan karena sombong, sungguh, tetapi karena memang kepribadian saya yang lebih senang tenggelam dalam pikiran saya sendiri. Juga atas keterbatasan saya dalam membagi materi yang saya pahami di kelas. Sejujurnya saya sudah mengusahakan yang terbaik dengan memberikan tentir kepada siapa saja teman-teman yang membutuhkan. Namun entah karena penyebaran informasi yang kurang, atau pemilihan waktunya yang tidak pas sehingga kegiatan ini tidak dapat diikuti secara merata oleh teman-teman semua. Untuk itu, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. Meski demikian, alhamdulillah di semester kedua rata-rata indeks prestasi kelas kita naik. Tidak lagi jomplang seperti di semester pertama. Saya senang karena apa yang saya cita-citakan di awal semester kedua tercapai, terlepas dari keterbatasan kita bersama di sana-sini. Lalu yang terakhir, saya ingin mengucapkan maaf sebesar-besarnya kepada teman-teman yang pernah merasa tersakiti oleh lisan saya yang tidak terjaga maupun sikap dan tindakan saya yang tidak pantas, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Harapan saya, kebersamaan kita ini untuk terus berlanjut di masa-masa yang akan datang. Kita seharusnya tetap saling berhubungan dan jangan pernah saling melupakan. Suatu saat nanti kita harus tetap saling bertegur sapa, tetap saling kontak, tetap saling menasihati dalam kebenaran, dan tetap saling bantu-membantu atas apapun. Saya akan selalu ada buat teman-teman sekalian dan selama itu berada dalam batas kemampuan saya, saya pasti akan membantu teman-teman yang membutuhkan bantuan saya. <i>That's what friends are for, right?</i> :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terakhir sekali, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan karib 7C8D yang telah dengan luar biasa mengisi dua semester pertama saya di program Diploma 4 ini. </div>
<br />
<i>Love you guys</i> :*<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di akhir postingan ini saya melampirkan foto-foto yang saya ambil bersama satu atau dua orang teman-teman saya secara spesial di akhir perkuliahan semester dua (delapan).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6D8D_D1m1vabdixxhkwee480lCE1AP5HGw44b5sR-9Zt6UNSeVfUZE2qz2b5RJ8z5MEmAgf6-yc3ERfZVFTUPX6wtMCBc_Ta0HS5nGzfKH4SApqW2A8atQ0LEx7riEB2sXzx6vJGwYT0/s1600/CAM00179.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6D8D_D1m1vabdixxhkwee480lCE1AP5HGw44b5sR-9Zt6UNSeVfUZE2qz2b5RJ8z5MEmAgf6-yc3ERfZVFTUPX6wtMCBc_Ta0HS5nGzfKH4SApqW2A8atQ0LEx7riEB2sXzx6vJGwYT0/s1600/CAM00179.jpg" height="238" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"> Bersama Rocky dan Aip yang gila tapi asik</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQhbs6M3t3psS0HQajmfqw3RhONkEPpfw-WsFJnaA6TXFBhc3IvuqOxXI-yxDq0kkF7SAvK4VCHDpSsPD8wi6vRjJ2OFLJ5I0fRliXxlouWQr99RYxXSST5L4NlleYDyxhRTehYpvru14/s1600/CAM00181.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQhbs6M3t3psS0HQajmfqw3RhONkEPpfw-WsFJnaA6TXFBhc3IvuqOxXI-yxDq0kkF7SAvK4VCHDpSsPD8wi6vRjJ2OFLJ5I0fRliXxlouWQr99RYxXSST5L4NlleYDyxhRTehYpvru14/s1600/CAM00181.jpg" height="238" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"> Founder dan Co-founder Panti Jomblo, Luvvi dan Henoy</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH07EEpY3O4YClP7Jv3z1rHZ_g2ORx3YF7arnQSokxe-dJYGYOeWO_Ve1rbjl2uIhLDuqNZv6pdt9s1VhQ-fP9Z6fkrPak6O4MBNjUOaU5POlRY5E0v2WjvZPzyWN-hCUvFV7wY31w0YI/s1600/CAM00182.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH07EEpY3O4YClP7Jv3z1rHZ_g2ORx3YF7arnQSokxe-dJYGYOeWO_Ve1rbjl2uIhLDuqNZv6pdt9s1VhQ-fP9Z6fkrPak6O4MBNjUOaU5POlRY5E0v2WjvZPzyWN-hCUvFV7wY31w0YI/s1600/CAM00182.jpg" height="238" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bersama Amel yang heboh dan Reni yang pengertian</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq1EkaGJKSzcFWK-FbZq3wgRuYsEMQVwXB5j_pucG2ueXvtfw5EvYKkUNaqucQI5LdS0j37YDmgAW6RV3_z_44IxQ5o27wVeHPgszAz4A4jWt4XMS2uNN4avAf3SCOeLX-AIqvIijMlG4/s1600/CAM00184.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq1EkaGJKSzcFWK-FbZq3wgRuYsEMQVwXB5j_pucG2ueXvtfw5EvYKkUNaqucQI5LdS0j37YDmgAW6RV3_z_44IxQ5o27wVeHPgszAz4A4jWt4XMS2uNN4avAf3SCOeLX-AIqvIijMlG4/s1600/CAM00184.jpg" height="236" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Nightingale's Crook writer: Wiryanti S</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEfxj34epoW4X_RwiEIl-PFBVJuzJTGWrhRaCCX1K7678Wq-54EpXU3SXh3j58Y9HU5KujNM47kIrBbB9e5g8z-mrWn5iNDa-1jTYLEpFGi_vo8Pn0gpVh1Dlvpgjc5nhg2iHl6UFVRvA/s1600/CAM00185.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEfxj34epoW4X_RwiEIl-PFBVJuzJTGWrhRaCCX1K7678Wq-54EpXU3SXh3j58Y9HU5KujNM47kIrBbB9e5g8z-mrWn5iNDa-1jTYLEpFGi_vo8Pn0gpVh1Dlvpgjc5nhg2iHl6UFVRvA/s1600/CAM00185.jpg" height="238" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mahasiswa tereksis dan teralay di kelas, bronic (Niczen H)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG9iYshXkr2scKjo_I_OBvh1RNp4o34UiRZUkTLf-NospHDmnXErKM_L-pcCsEyuFRBmIPdQNX00mEJ-BXU16uI9aBScX4H_m87m_BT8BgOrHt3bPnyKiiCKoLpoEsHOOlvXAyDbTY4dY/s1600/CAM00186.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG9iYshXkr2scKjo_I_OBvh1RNp4o34UiRZUkTLf-NospHDmnXErKM_L-pcCsEyuFRBmIPdQNX00mEJ-BXU16uI9aBScX4H_m87m_BT8BgOrHt3bPnyKiiCKoLpoEsHOOlvXAyDbTY4dY/s1600/CAM00186.jpg" height="238" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bersama geng Defita dan Niczen</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6JbkH_wU_ctJmVXitj3lBjpvh1dRzrosPBLh3WuxBoZJQP49upxdp5KRhVO0F8xZ0bXSbZG711ynkKFofNsKoNu1dEClb4NvAb04tzqqSZeijeXE3djmnVlf5T6gkkKEA5Sn3UC3z59c/s1600/CAM00187.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6JbkH_wU_ctJmVXitj3lBjpvh1dRzrosPBLh3WuxBoZJQP49upxdp5KRhVO0F8xZ0bXSbZG711ynkKFofNsKoNu1dEClb4NvAb04tzqqSZeijeXE3djmnVlf5T6gkkKEA5Sn3UC3z59c/s1600/CAM00187.jpg" height="236" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Si cantik Defita</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh05TyIqNZjv7phDCDliNgwZXU7NEuJuj3dInvrOoBGx4RajzN4Hx5PrBpUYjEEH7b9WNZS3BIWzAnqvhyphenhyphen8OU1Tyxjypzv_-ori9hpuLLI44SImhB7KwG3F4guvUQT_0QHJ2ioOFZny8Yw/s1600/CAM00189.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh05TyIqNZjv7phDCDliNgwZXU7NEuJuj3dInvrOoBGx4RajzN4Hx5PrBpUYjEEH7b9WNZS3BIWzAnqvhyphenhyphen8OU1Tyxjypzv_-ori9hpuLLI44SImhB7KwG3F4guvUQT_0QHJ2ioOFZny8Yw/s1600/CAM00189.jpg" height="238" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bapak Sandy si biang gosip</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUKPOpo7Pcamag_y0iXYUuJRYlXAvhwTMO8TGes0Vnv4X12VtWXV_FAaZlfQvgsPZQK9JfDDznwA1KfCHANEQkR22blO_CTgN1NKCLmdEAEQyL4V53f1SX6asllY8OXpGhLSp0VXKChMU/s1600/CAM00190.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUKPOpo7Pcamag_y0iXYUuJRYlXAvhwTMO8TGes0Vnv4X12VtWXV_FAaZlfQvgsPZQK9JfDDznwA1KfCHANEQkR22blO_CTgN1NKCLmdEAEQyL4V53f1SX6asllY8OXpGhLSp0VXKChMU/s1600/CAM00190.jpg" height="238" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Adit si pakar pun, IT, dan olahraga :p</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoPXTWojnqgqBp_y5PeTpbY_0KQaribhtrKvqWVFAblZUow5MFuyL_GUb9nCPj-aO9lVGuHjs5NPMDr9jfUk9121kNn0Sb9d0ZJxOGDyx5B1qL29ez2CDcqREXdtIgE2Asovu0oarT6IU/s1600/CAM00192.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoPXTWojnqgqBp_y5PeTpbY_0KQaribhtrKvqWVFAblZUow5MFuyL_GUb9nCPj-aO9lVGuHjs5NPMDr9jfUk9121kNn0Sb9d0ZJxOGDyx5B1qL29ez2CDcqREXdtIgE2Asovu0oarT6IU/s1600/CAM00192.jpg" height="238" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sohib diskusi paling oke, Renosa</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrSJknAFPMaMVnH3ucY3x3wj41Y22ZC31PnvQ2DHVoEY9RPhWuAwrfk11j7_cSZAz379gDx3klRFYpVy-51_uHycH1sfjOaZguISE3j-EHwyWlcGhWuq9KhcBeAMJ0ErzJOLMPrEDxhcI/s1600/CAM00193.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrSJknAFPMaMVnH3ucY3x3wj41Y22ZC31PnvQ2DHVoEY9RPhWuAwrfk11j7_cSZAz379gDx3klRFYpVy-51_uHycH1sfjOaZguISE3j-EHwyWlcGhWuq9KhcBeAMJ0ErzJOLMPrEDxhcI/s1600/CAM00193.jpg" height="238" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Dana jagoan basket dan si termodus, Rido</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYYiBy6MU9tjQWFqT3AlTeRIge5e3fIJB2n6lkfs88PIbKYW01ecXkmCji0E3suMLPWTUzO5yC813HDHjyecCK2INy5MNRvMbAAs2TY2UI1MqKUsJiWOES0KWz9c9fUcbreEr262otN7E/s1600/CAM00195.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYYiBy6MU9tjQWFqT3AlTeRIge5e3fIJB2n6lkfs88PIbKYW01ecXkmCji0E3suMLPWTUzO5yC813HDHjyecCK2INy5MNRvMbAAs2TY2UI1MqKUsJiWOES0KWz9c9fUcbreEr262otN7E/s1600/CAM00195.jpg" height="238" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Si ibu peri, Irwan dan Adi Saputra (RAMPAGE!!)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirv5l-M6H-Lu9C8JZSUCdhT35JQUEqzFPQki6bnb5ivUPybbTo4Ja3GV_c3PNHQNPYYgmKeSIBqDtUT7L1e0IzkbHybIpucYQgUnYU1BPZGJK7pmsI6dk6syJPWc2nGWcvCL7UarMIn2w/s1600/CAM00196.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirv5l-M6H-Lu9C8JZSUCdhT35JQUEqzFPQki6bnb5ivUPybbTo4Ja3GV_c3PNHQNPYYgmKeSIBqDtUT7L1e0IzkbHybIpucYQgUnYU1BPZGJK7pmsI6dk6syJPWc2nGWcvCL7UarMIn2w/s1600/CAM00196.jpg" height="238" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Si cantik Mala dan si kritis Monica</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOxsKTNpMFLA1nBaVZrapWRN_-7BXe0zDZg62Zty-7pbuUkagcCM-Xp-D_705nK2sYO9yM_ckWV8RGi13pkb9J3HC0DBJGGQGBc5Nh8k9hyupUkYT1Qwcw4zBXNZixLLopkZsRk6Erqls/s1600/CAM00198.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOxsKTNpMFLA1nBaVZrapWRN_-7BXe0zDZg62Zty-7pbuUkagcCM-Xp-D_705nK2sYO9yM_ckWV8RGi13pkb9J3HC0DBJGGQGBc5Nh8k9hyupUkYT1Qwcw4zBXNZixLLopkZsRk6Erqls/s1600/CAM00198.jpg" height="238" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ini dia the most creative boy, Opank (Nauval H)</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-27204622012928950022014-04-01T16:15:00.004+07:002015-10-20T12:35:07.972+07:00There's Always a First Time for Everything<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<i>Okay, so</i> di postingan sebelumnya saya sudah bercerita tentang kemenangan kami di ajang CPA Australia Accounting Competition 2014. Nah, setelah "membawa pulang" kemenangan tersebut ke kampus, kami dibawa menghadap ke Direktur STAN, Bapak Kusmanadji, untuk melapor sekaligus menyerahkan trofi yang dihadiahkan dalam kompetisi tersebut. Pertemuan tersebut berjalan cukup lama, tapi bukan di sini fokusnya. Apa yang ingin saya ceritakan di sini adalah tentang pengalaman pertama saya menuliskan artikel untuk sebuah media publikasi formal. Di akhir postingan ini, saya juga akan melampirkan tulisan saya tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak lama setelah pertemuan tersebut di atas, Bapak Ridwan Galela, menghubungi Rahmad, teman satu tim saya untuk menawarkan kesempatan membuat artikel tentang cerita keberhasilan kami dalam ajang CPA Australia Accounting Competition 2014. Artikel tersebut kemudian akan dimuat dalam majalah bulanan terbitan Kementerian Keuangan. Agak aneh memang, kok kami yang menang, malah kami yang nulis? Hmm.. Mungkin ini adalah solusi dari Pak Ridwan agar kami dapat menceritakan detail perlombaan dengan baik. Apalagi yang menghadiri lomba tersebut hanya kami bertiga dan tidak ada pendamping dari STAN maupun suporter. Otomatis hanya kami bertigalah yang mengetahui detail jalannya perlombaan tersebut dengan baik. Jadilah, si Rahmad menyetujui tawaran dari Pak Ridwan tersebut. Kami pun mulai mengerjakan proyek ini. Karena kami dalam masa liburan sehingga telah berada di daerah masing-masing, koordinasi pun kami lakukan melalui media <i>chat</i> <i>online</i>. Akibat sulitnya melakukan koordinasi, kami putuskan untuk kepada setiap orang membuat artikel masing-masing. Selanjutnya akan dipilih mana artikel yang paling oke untuk dikirimkan ke Pak Ridwan. Singkat cerita, ternyata artikel tulisankulah yang terpilih yang kemudian akan diedit sedikit sebelum diserahkan ke Pak Ridwan. Cukup mengejutkan! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika artikel ini benar-benar akan dimuat di majalah bulanan Kementerian Keuangan tersebut, maka ini adalah tulisan pertama saya yang akan dimuat di sebuah media publikasi formal. Entah bagaimana saya harus menanggapinya. Terus terang saya sedikit malu dan tidak percaya diri dengan tulisan saya. Hmm.. Namun demikian, jauh di lubuk hati saya, saya merasa senang dengan ini. <i>Afterall, this is my first time. Yeah, there's always a first time for everything, right</i>?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti yang saya janjikan sebelumnya, berikut ini <i>draft</i> tulisan saya tersebut....</div>
<div style="text-align: justify;">
Mohon saran dan masukannya.. Hehehe :))</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA BERHASIL MENJUARAI CPA AUSTRALIA
ACCOUNTING COMPETITION 2014<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>CPA Australia Accounting Competition</i> merupakan sebuah <span lang="IN">ajang</span><i><span lang="IN"> </span></i>yang diselenggarakan oleh perwakilan CPA Australia di
Indonesia. Acara ini dikemas dalam bentuk kompetisi yang diikuti oleh 20
universitas negeri maupun swasta terpilih di wilayah Jakarta dan sekitarnya<span lang="IN">, seperti Universitas Indonesia,
Universitas Pelita Harapan, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara .</span> Tahun
ini adalah tahun kedua acara ini dilaksanakan dan di tahun keduanya acara ini
kembali menuai perhatian yang luar biasa dari peserta lomba. Pada tahun ini
perlombaan diikuti oleh 18 universitas <span lang="IN">yang </span>di<span lang="IN">sebar</span> ke
dalam 20 tim peserta lomba, dimana Indonesia Banking School (IBS) dan
Universitas Tarumanegara (UNTAR) mendapat <span lang="IN">keistimewaan </span> untuk
mengikutkan dua tim masing-masing.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jika pada tahun lalu UNTAR
berjaya di kompetisi ini, tahun ini adalah giliran Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara (STAN). STAN berhasil menyabet juara pertama dalam CPA Australia Acounting
Competition 2014 (22/03) mengalahkan ke-19 peserta lomba lainnya. STAN yang
diwakili oleh satu-satunya tim yang terdiri atas Rahmad Karim Harahap, Fauziah
Noor, dan Fadli M Nur berhasil menuai prestasi dalam perlombaan yang cukup
bergengsi ini. Tentu ini merupakan sebuah prestasi tersendiri bagi STAN,
mengingat pada tahun sebelumnya STAN hanya berada di posisi kedua.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Perlombaan ini terdiri dari dua
babak utama, yaitu <i>preliminary round</i>
dan <i>final round</i>. <i>Preliminary round</i> atau babak penyisihan sendiri terdiri dari dua
babak yaitu <i>get points round </i>dimana<i> </i>masing-masing tim diberi pertanyaan
wajib untuk dijawab atau dapat dilemparkan kepada tim yang lain jika tim yang
bersangkutan tidak dapat/salah menjawab, serta <i>bonus round </i>dimana pertanyaan diberikan secara rebutan. Untuk
ketiga babak ini, perlombaan akan dipimpin oleh empat orang juri, yaitu Bapak
Antonius Karamoy – <i>Respective Member of
CPA Australia – Indonesia Representative Office, Chief Audit Executive – </i>PT
Alam Sutera Ralty, Tbk<i>. , </i>Bapak Dwi
Setiawan Susanto – <i>Head of Evaluation
Division – Training Centre The Audit Board of Republik of Indonesia </i>(BPK-RI),
Bapak Godang Parulian Panjaitan – KAP Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO <i>International</i>)<i> Partner</i>, dan Bapak Yudi Irmawan PhD – <i>The Accountant and Appraiser Supervisory Center / </i>Pusat Pembinaan
Akuntan dan Jasa Publik (PPAJB), <i>Ministry
of Finance, Republic of Indonesia</i>.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Terkait jalannya lomba, babak
penyisihan berjalan dengan sangat alot. Setiap tim berlomba-lomba mengangkat
bendera untuk menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang dibacakan oleh panita.
Juri pun secara aktif menanggapi jawaban-jawaban dari peserta tersebut, dan
memberikan kesempatan kepada tim lain apabila jawaban sebelumnya salah. Di
babak penyisihan yang pertama (<i>get points
round</i>) terdapat 20 pertanyaan wajib yang diberikan kepada masing-masing
tim. Pada babak penyisihan yang pertama ini penyebaran poin masih merata di
antara ke-20 peserta lomba. Lomba pun memasuki babak penyisihan yang kedua
yaitu <i>bonus round</i>. Di babak ini
pertanyaan diberikan secara rebutan dengan konsekuensi nilai <i>minus</i> bagi yang keliru menjawab. Babak
ini berlangsung seru dan riuh. Seluruh tim menunjukkan kegigihan dalam berusaha
menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Di akhir babak ini, tim dari STAN
berhasil memperoleh nilai tertinggi, <span lang="IN">jauh</span> melampaui ke-19 peserta lomba lainnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tim dari STAN berhasil lolos ke
babak final bersama keempat tim dari universitas lainnya. Keempat universitas
tersebut adalah IBS, Universitas Atma Jaya, Prasetiya Mulya Business School,
dan Universitas Pelita Harapan. Pada babak final ini setiap tim wajib
menyelesaikan kasus yang diberikan secara acak dan mempresentasikannya di
hadapan para juri. Waktu yang diberikan kepada setiap tim untuk menjawab kasus
dan mempresentasikannya adalah 10 menit total. STAN berhasil mendominasi babak
final ini dengan menjawab kasus sendiri serta menanggapi kasus tim lain secara
aktif. Alhasil, perlombaan yang berlangsung di gedung Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) Jalan Jenderal Gatot Subroto ini akhirnya mengumumkan para
juara, yaitu Juara I – STAN, Juara II – Prasetiya Mulya Business School, dan
Juara III – Universitas Pelita Harapan. Atas prestasi sebagai Juara I, tim dari
STAN berhak atas hadiah senilai Rp35.000.000,- termasuk beasiswa pendidikan
Level 1 Foundation dari CPA Australia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Rahmad Karim Harahap (Rahmad),
perwakilan tim STAN mengatakan bahwa perlombaan ini merupakan ajang yang baik
bagi calon akuntan<span lang="IN"> profesional</span>
untuk mengasah kemampuan dan pengetahuannya. Ada begitu banyak pengalaman
positif yang bisa diraih melalui ajang seperti ini. Bagi Rahmad sendiri, ajang
seperti ini perlu dilestarikan dan dikembangkan bagi generasi-generasi calon
akuntan muda Indonesia, terutama bagi adik-adik kelas di STAN. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Senada dengan Rahmad, Fadli M Nur
(Fadli) juga mengakui betapa pentingnya ajang-ajang seperti ini untuk
dikembangkan di masa-masa mendatang. “Saya pikir tahun depan STAN punya kans
yang lebih besar untuk kembali menjuarai turnamen ini. Kami melakukan proses
kaderisasi dengan baik, dan jika ini berjalan sebagaimana mestinya, saya rasa kami
bisa lebih siap untuk bersaing lagi tahun depan.”, terang Fadli.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***<o:p></o:p></div>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-52846289798332623682014-04-01T15:56:00.003+07:002015-07-23T17:26:21.517+07:00CPA Australia Accounting Competition 2014<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7NHkoSEDCrLLOagi7FwbQDwWvtdjA-zGjp0WKLMCTo7G_Sr-grEOurFL3a8evslmYD1JOGH6Hk4a3Zs5ovg2T_NfseLTKmtAvFkI4TVhtSTszL7L2NSclpjbVCtvs0sPd74GF3CbnKVs/s1600/photo.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7NHkoSEDCrLLOagi7FwbQDwWvtdjA-zGjp0WKLMCTo7G_Sr-grEOurFL3a8evslmYD1JOGH6Hk4a3Zs5ovg2T_NfseLTKmtAvFkI4TVhtSTszL7L2NSclpjbVCtvs0sPd74GF3CbnKVs/s1600/photo.JPG" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya belum cerita ya? Tepat tanggal <b>22 Maret 2014 </b>yang lalu saya bersama dua orang teman saya berhasil memenangkan lomba akuntansi bertajuk <b>CPA Australia Accounting Competition 2014</b>. Dua orang teman saya tersebut adalah Fauziah Noor dan Rahmad Karim Harahap. Kami mengikuti perlombaan ini sebagai perwakilan dari kampus yang sangat kami banggakan, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Ini adalah pengalaman saya yang luar biasa! Kami berhasil memenangkan juara pertama dengan menyisihkan 19 partisipan lainnya. Alhamdulillah. Ini untuk pertama kalinya saya benar-benar merasa bangga pada diri saya sendiri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Apa yang membuat saya sebenar-benarnya bangga adalah pada usaha keras yang saya lakukan dua-tiga minggu sebelum perlombaan. Bagaimana tidak, telah lama kami, mahasiswa diploma empat ini tidak mengenyam yang namanya ilmu akuntansi dengan berbagai cabang ilmunya. Mulai dari akuntansi menengah, akuntansi lanjutan, akuntansi biaya, sistem informasi akuntansi, dan lain-lain. Begitu banyak yang harus dibaca kembali untuk mengembalikan ilmu yang sudah terkubur di lapisan otak terdalam. *<i>if you know what i mean</i>* Singkat cerita, kami bertiga pun berinisiatif untuk membagi jatah materi untuk didalami masing-masing, mengingat waktu persiapan kita tidak banyak. Saya kebagian materi akuntansi menengah dan akuntansi biaya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tampaknya biasa saja kan? Ya, tentu saja, sebab kita bahkan belum masuk ke <i>main course</i>-nya. :)) Sesungguhnya yang membuat segalanya semakin pelik adalah waktu pelaksanaan lomba ini. Lomba ini berlangsung bersamaan dengan ujian akhir semester kami. Apa artinya? Bisa dibayangkan sendiri bagaimana jatuh-bangunnya saya mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba <i>sekaligus</i> ujian akhir semester. Di saat teman-teman dengan asiknya mempersiapkan diri untuk ujian akhir semester, saya justru sibuk dengan akuntansi, akuntansi, dan akuntansi. Beberapa malam hanya tidur 2-3 jam <i>at most</i> untuk mempersiapkan keduanya secara seimbang. <i>Thank God</i>, kami berhasil meraih juara pertama. Hasil yang di luar ekspektasi kami sebenarnya, mengingat persiapan kami untuk lomba ini masih jauh dari kata cukup. Ini benar-benar <i>unbeliavable</i>! :')</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bercerita tentang lomba ini sendiri, hmm... awalnya saya dan teman-teman merasa <i>insecure</i>, tidak pede, dan terintimidasi oleh peserta lomba lainnya. Begitu kami tiba di lokasi perlombaan, yaitu di gedung Widya Graha LIPI, kami langsung disuguhkan pemandangan yang membuat nyali kami menciut. Peserta dari universitas lain, sebut saja Universitas Indonesia, Universitas Tarumanegara, dan universitas-universitas lainnya tampak begitu siap. Mereka hadir lengkap dengan dosen pendamping dan suporter masing-masing. Bandingkan dengan kami yang, <i>okay</i>, sangat minimalis. Hanya kami bertiga, tidak ada dosen pendamping, maupun suporter. Kami mencoba untuk rileks. Berharap ada keajaiban yang membantu kami memenangkan lomba ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tak perlu menunggu lama, peserta pun dipersilakan mendaftarkan diri oleh panitia. Kami pun segera mendaftarkan diri dan mengambil nomor meja untuk babak penyisihan. Kami mendapatkan meja nomor 8. Oh iya, perlombaan ini diikuti 20 tim yang diisi oleh 18 universitas ternama di wilayah Jabodetabek. Sekilas saya melihat lembar pendaftaran ulang, di sana saya melihat nama Universitas Indonesia, Universitas Tarumanegara, Universitas Trisakti, Perbanas, Indonesia Banking School, Universitas Atma Jaya, dan Universitas Pelita Harapan. Masih ada beberapa nama universitas lagi sebenarnya, namun nama-nama yang saya sebutkan di atas adalah yang menarik perhatian saya. Saya pun membatin, "Dapatkah kami mengalahkan universitas-universitas ini?" </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Segera setelah semua tim mendaftar ulang, seluruh tim dipersilakan masuk dan mengisi meja masing-masing. Sekilas saya melihat meja bertaplak kuning yang tersusun dalam tiga baris itu. Masing-masing meja terdiri atas tiga kursi dan satu <i>mick </i>untuk berbicara. Di atas meja terdapat satu buah bendera dan tiga buah kalkulator dan pulpen untuk kami gunakan selama perlombaan. Bendera tersebut adalah pengganti bel dalam babak rebutan pertanyaan di <i>preliminary round</i>. Sementara kalkulator, jujur saja dan teman-teman kaget melihat menampakan kalkulator di meja ini. Benar saja, kami dilarang menggunakan kalkulator <i>scientific </i>milik kami selama perlombaan. Alih-alih, kami wajib menggunakan kalkulator yang disiapkan oleh panitia, kalkulator <i>non-scientific</i>. <i>Well, this is bad</i>... Bisakah kalian bayangkan menghitung <i>present value Bond Payable </i>dengan menggunakan kalkulator semacam ini? Bagaimana dengan <i>financial or capital lease</i>?<i> </i>Atau menghitung penyusutan dengan metode <i>sum of the year digit</i>? Tentu saja ini mustahil. Dari situ, kami pun mengambil kesimpulan, soal-soal yang diangkat tidak akan melibatkan perhitungan rumit sebagaimana yang kami bayangkan beberapa malam sebelumnya. Bahkan, mungkin akan lebih didominasi dengan soal-soal pemahaman teori akuntansi dan sebagainya. Hmm.. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Acara ini pun dibuka oleh ketua panitia. Beliau adalah Ibu Retty Setiawan, perwakilan dari CPA Australia. Pada saat memberikan sambutan Ibu Retty Setiawan turut memperkenalkan empat orang juri yang luar biasa yang akan menjadi penentu hasil akhir lomba ini. Mereka adalah:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Bapak Antonius Karamoy – <i>Respective Member of CPA Australia – Indonesia Representative Office, Chief Audit Executive – </i>PT Alam Sutera Ralty, Tbk<i>.,</i></li>
<li>Bapak Dwi Setiawan Susanto – <i>Head of Evaluation Division – Training Centre The Audit Board of Republik of Indonesia </i>(BPK-RI), </li>
<li>Bapak Godang Parulian Panjaitan – KAP Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO <i>International</i>)<i> Partner</i>, dan </li>
<li>Bapak Yudi Irmawan PhD – <i>The Accountant and Appraiser Supervisory Center / </i>Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Publik (PPAJB), <i>Ministry of Finance, Republic of Indonesia</i>.</li>
</ol>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebagai perwakilan juri, Bapak Yudi Irmawan dari PPAJB Kementerian Keuangan diberi kesempatan untuk turut memberikan kata sambutan. Beliau memberikan kata sambutan dengan bahasa inggris yang fasih dan harus saya katakan isi sambutan yang dibawakannya cukup cerdas. Ini menandakan bahwa gelar PhD yang ada di belakang namanya itu benar-benar menunjukkan kapasitasnya. Saya pun menjadi sedikit resah. Saya yakin teman-teman saya juga, mengingat kami di sini membawa nama baik Sekolah Tinggi Akuntansi Negara yang tidak lain dan tidak bukan adalah perwakilan dari Kementerian Keuangan. Malu, jika kami gagal di sini.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Setelah perlombaan dibuka dengan kata sambutan dari beberapa pihak, panitia pun mulai menjelaskan peraturan yang harus dituruti para peserta. Dari penjelasan yang singkat ini, saya pun mengetahui bahwa perlombaan akan diselenggarakan dalam 2 babak utama, yaitu babak penyisihan (<i>preliminary round</i>)<i> </i>dan babak final (<i>final round</i>). Babak penyisihan akan terdiri dari dua bagian lagi, yaitu babak soal wajib dan babak soal rebutan/bonus. Di babak soal wajib, masing-masing tim akan diberikan satu soal wajib untuk diselesaikan secara bergiliran. Jika tim terkait gagal menjawab soal dengan benar, maka soal tersebut akan dilempar kepada tim lain. Oleh karena itu, ada babak soal wajib, hanya terdapat 20 soal untuk 20 tim. Sementara untuk babak soal rebutan, sesuai dengan namanya terdiri dari soal-soal yang dapat dijawab secara rebutan. Panitia akan memberikan soal-soal sebanyak 35 buah untuk kemudian dijawab secara rebutan oleh tim-tim yang terpilih dengan konsekuensi nilai minus 10 kepada tim yang gagal menjawab dengan benar. Di sinilah peran bendera yang ada di meja kami. Jadi ketika sebuah tim hendak menjawab soal, tim tersebut wajib mengangkat bendera secepat-cepatnya. Tim yang paling cepat mengangkat bendera menurut juri akan diberikan kesempatan untuk menjawab soal terlebih dahulu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Singkat cerita, berlangsunglah babak penyisihan. Babak ini benar-benar menegangkan. Kami disuguhkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang <i>mostly</i> berada di luar pengetahuan kami. Beruntung bagi kami, untuk babak soal wajib, kami memperoleh soal yang tidak diduga-duga sangat tepat dengan kualifikasi yang kami miliki: perpajakan! Jadi soalnya waktu itu adalah tentang <i>non-taxed income threshold </i>atau Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP). Tentu saja soal ini kami telan bulat-bulat :) Untuk menjawab ini dengan benar, kami mendapatkan nilai 30 poin. Total di babak soal wajib kami hanya berhasil menjawab dua pertanyaan dengan benar sehingga memperoleh skor total 60 poin. Pada posisi ini, kami mampu berada di lima besar. Posisi kami belum aman, masing-masing tim masih memiliki peluang yang sama untuk menang. Pertandingan pun berlanjut ke lanjutan babak penyisihan: babak soal rebutan. Pada babak ini total ada 35 pertanyaan yang akan disuguhkan panitia dengan kompensasi menjawab soal benar +20 dan jika salah -10. Kami harus cepet-cepetan dengan peserta lainnya untuk menjawab soal demi soal. Akhirnya, setelah satu setengah jam kami bersusah payah mengangkat bendera, kami berhasil menyalip posisi ke posisi teratas dengan total nilai 140. Di posisi kedua dan ketiga ada Universitas Pelita Harapan dan Universitas Atma Jaya masing-masing dengan poin 110. Untuk posisi keempat dan kelima ada Prasetiya Mulya Business School dan Indonsia Banking School. Kami berlima lah yang akhirnya terpilih untuk melanjutkan perlombaan ke babak selanjutnya, babak final! Yay! <i style="font-weight: bold;">Welcome to FINAL ROUND</i>!<b> </b>Alhamdulillah! ^^; *fiuh*</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebelum memasuki babak final, ada rehat sejenak untuk shalat dan makan siang. Kami benar-benar memanfaatkan masa rehat ini untuk mengistirahatkan raga kami dan memulihkan tenaga kami. Babak penyisihan sebelumnya itu sangat melelahkan, benar-benar menguras otak dan tenaga.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tepat pukul 13.30 WIB, babak final pun dimulai. Kelima tim dipersilakan ke meja yang telah disiapkan di hadapan keempat juri. Pada babak ini, setiap tim dipersilakan memilih amplop yang berisi pertanyaan dari salah satu juri. Kami mendapatkan amplop nomor dua yang artinya kami mendapatkan giliran kedua dalam membuka amplop dan menjawab soal di dalamnya. Untuk menjawab soal tersebut kami diberikan waktu 5 menit untuk mempersiapkan jawaban dan 5 menit untuk mempresentasikan jawaban kami. Jawaban tentu saja wajib dipresentasikan dalam bahasa Inggris. Setelah selesai mempresentasikan jawaban, juri (pemilik pertanyaan) berhak memberikan komentar atas jawaban tim tersebut. Setelah itu, juri akan memberikan kesempatan kepada tim lain untuk menanggapi atau menambahkan jawaban dari tersebut secara ringkas. Setelah itu, juri lain berhak menanggapi dan/atau memberikan pertanyaan kepada tim tersebut atau kepada seluruh tim. Demikianlah <i>rule </i>yang harus kami ikuti selama <i>final round </i>ini. Kelihatannya, babak final ini akan berjalan alot dan.... lama.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Akhirnya, tibalah giliran kami. Kami pun diminta membuka amplop dan kami segera melakukannya. Pertanyaan yang kami dapatkan adalah pertanyaan dari Bapak Godang Parulian Panjaitan, seputar akuntansi manajemen/biaya, yaitu kasus tentang <i>variance analysis</i>. Meskipun saya sempat membaca tentang analisis varians ini di buku Horngren, tetap saja saya dan teman-teman sempat terdiam sejenak untuk menerjemahkan maksud soal tersebut. Kami pun mengerjakan soal tersebut bersama-sama, dan mengumpulkan dasar-dasar teori untuk mendukung jawaban kami. Setelah selesai dalam waktu tepat lima menit, kami pun mempresentasikan jawaban kami di hadapan juri dengan percaya diri. Thanks to teman saya Rahmad atas presentasinya yang fasih, runtut, dan jelas sehingga juri tidak kesulitan dalam menangkap maksud kami. Selanjutnya, kami mendengarkan tanggapan dari juri dan harus saya akui tanggapan dari Pak Godang tidak begitu baik terhadap jawaban yang kami berikan. Menurut beliau terdapat <i>flaw </i>dari perhitungan kami sehingga tidak sesuai dengan perhitungan beliau. Saya dan Fauziah pun segera bergegas mencari dimana <i>flaw </i>tersebut berada, dan benar saja, terdapat perhitungan yang keliru sehingga varians yang seharusnya <i>favorable</i> menjadi <i>unfavorable</i>. Untung saja di akhir sesi diskusi, kami diberikan kesempatan memberikan kesimpulan dengan merevisi jawaban kami tersebut. Beruntung bagi kami, keempat peserta lainnya tidak banyak memberikan tanggapan terhadap jawaban yang kami presentasikan. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Setelah giliran kami selesai, kami menjadi lebih tenang dan lepas dalam memberikan tanggapan-tanggapan atas pertanyaan tim-tim yang lain. Kami aktif sekali dibandingkan keempat finalis yang lain. Beruntung bagi kami karena pertanyaan-pertanyaan untuk tim-tim yang lain adalah seputar auditing dan pemahaman teori akuntansi, dua pelajaran yang baru saja kami dapatkan di program diploma empat ini. Dua pelajaran tersebut masih membekas hangat di kepala, dan kami tidak kesulitan menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari juri. Secara keseluruhan, saya pribadi sangat puas dengan babak final ini. Meski begitu, kami tidak bisa merasa yakin begitu saja sebab keempat tim lain juga mempunyai peluang yang sama untuk memenangi babak final ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Secara keseluruhan babak final berjalan selama 3 jam. Benar-benar panjang dan jauh lebih melelahkan daripada babak penyisihan sebelumnya. Setelah babak final ini berakhir, yaitu tepat pukul 17.30 WIB, panitia pun menyatakan akan melakukan rehat selama 15 menit untuk mendiskusikan hasil perlombaan ini. Kami memanfaatkan waktu rehat ini untuk shalat ashar dan segera setelah selesai, kami pun kembali ke <i>main room</i> untuk mendengarkan pengumuman lomba.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saat yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba, saat pengumuman juara! Kami deg-degan sekali ketika pak Yudi Irmawan naik ke panggung untuk membacakan pengumuman ini. Pertama-tama beliau mengungkapkan betapa juri mengalami kesulitan-kesulitan dalam menentukan pemenang dari lomba ini. Seluruh finalis telah mempresentasikan jawaban dengan sangat baik dan menganggapi secara aktif. Setelah itu beliau menjelaskan kriteria-kriteria yang menjadi dasar penilaian. Setelah semuanya selesai dibacakan, Pak Yudi pun mulai membacakan pengumuman juara, dimulai dari juara 3, Universitas Pelita Harapan berhasil mendapatkan juara ke-3. Selanjutnya untuk juara ke-2, Prasetiya Mulya Business School yang berhasil mendapatkannya. Lalu tibalah giliran pembacaan pengumuman juara pertama. Jantung kami berdegup kencang. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Deg.. Deg.. Deg.. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Lalu, Pak Yudi Irmawan pun membacakannya.. "Juara pertama, <b>SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA</b>!<b> </b>Selamat!"</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Betapa membuncahnya hasrat kami waktu itu. Kebahagiaan meluap-luap tanpa bisa kami kendalikan. Kami pun berjabat tangan dan berpelukan meluapkan kebahagiaan kami. Saya bersyukur, benar-benar bersyukur atas keajaiban ini. Kami mampu mengharumkan nama kampus kami tercinta, STAN, dan membawanya kembali ke posisi puncak dalam perlombaan akuntansi nasional. Kami sangat senang bisa melakukannya. :')</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Akhirnya kami dipanggil maju ke depan panggung untuk menerima hadiah kami, sebuah trofi dan uang senilai 35 juta rupiah dalam bentuk <i>scholarship </i>dan <i>voucher</i>. Dengan sedikit grogi kami menerima hadiah tersebut dari Ibu Retty Setiawan. Selanjutnya kami berfoto bersama dan bersalaman kepada seluruh panitia dan finalis lainnya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Demikianlah CPA Australia Accounting Competition 2014 ini berakhir. STAN berhasil meraih juara pertama. Ini luar biasa!<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8SaDy11HuIZykoNi15EEqh2gbGRDYPGiytxEW7PMQDcRGNKD33FR3sKVtrSL2pxv2PTHoC_87zSt9JzuIW8Eywxg7dEY_gbs3cjK1-1GEGztGTYx1IKdDBMZhnfIDhz63R7WNgwhsI_s/s1600/IMG_5069.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8SaDy11HuIZykoNi15EEqh2gbGRDYPGiytxEW7PMQDcRGNKD33FR3sKVtrSL2pxv2PTHoC_87zSt9JzuIW8Eywxg7dEY_gbs3cjK1-1GEGztGTYx1IKdDBMZhnfIDhz63R7WNgwhsI_s/s1600/IMG_5069.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Preliminary Round</i></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLgAX1hzlAz5VuuMZdQzV9hhKZhbxipY9WnvWZs4AtIK3ro4bF1216UHBUFbEYZMkJasv0_PMrR-gOQl34siA-1hgAvI2oDdpBnNiyahCGc_Fupz1YtLb3fOmOiz-T6mENWWJ4jNmzESc/s1600/IMG_5182.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLgAX1hzlAz5VuuMZdQzV9hhKZhbxipY9WnvWZs4AtIK3ro4bF1216UHBUFbEYZMkJasv0_PMrR-gOQl34siA-1hgAvI2oDdpBnNiyahCGc_Fupz1YtLb3fOmOiz-T6mENWWJ4jNmzESc/s1600/IMG_5182.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Final Round</i></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS62jVOCvSB1_kFMPefszl9klHFf6mGhS2jnnlgwA68OL-Zo45s8CGnbHpPKA21xqoUF7-PvVbluA5jfAnWeZrq-erEWpyWWHShvsxCJtvTCvRfBxH83z4s_OdusfY7YtkqidEj8a2ALY/s1600/IMG_5236.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS62jVOCvSB1_kFMPefszl9klHFf6mGhS2jnnlgwA68OL-Zo45s8CGnbHpPKA21xqoUF7-PvVbluA5jfAnWeZrq-erEWpyWWHShvsxCJtvTCvRfBxH83z4s_OdusfY7YtkqidEj8a2ALY/s1600/IMG_5236.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>With Ms. Retty Setiawan</i></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdJhs1lnfHYpurB2MU_Ye7HyxD_iXJ3ogstZico2dkUGjGZCWgiiZGkqkNnkYR6MIy5Fy6Z2XRN5zejpTr4mmgCUNvWz1I6IQoloMaiWO6MHsKE9CzFgwOgL6jWPwUOjE2U5iqFMzxp-E/s1600/C360_2014-03-22-17-53-35-582.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdJhs1lnfHYpurB2MU_Ye7HyxD_iXJ3ogstZico2dkUGjGZCWgiiZGkqkNnkYR6MIy5Fy6Z2XRN5zejpTr4mmgCUNvWz1I6IQoloMaiWO6MHsKE9CzFgwOgL6jWPwUOjE2U5iqFMzxp-E/s1600/C360_2014-03-22-17-53-35-582.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>The Honorable Prize</i></td></tr>
</tbody></table>
Di akhir postingan ini, saya ingin secara khusus mengucapkan selamat kepada kedua teman saya, <b>Fauziah Noor</b> dan <b>Rahmad Karim Harahap. </b>Berkat kerja keras dan kerja sama dari kalian kita bisa sama-sama mewujudkan mimpi ini. Mimpi yang mungkin hanya akan menjadi sebatas mimpi, jika kita hanya pasrah dan berdiam diri. Mimpi yang tidak akan pernah menjadi nyata jika kita tidak bekerja sama dengan cara sebaik apa yang telah kita lakukan 3 minggu ini. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><i>Thank you very much guys! You guys really deserved this!</i> :))</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">***</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-74100694023200605102014-03-13T00:45:00.001+07:002015-06-13T16:07:24.887+07:00Kegagalan Terbesar<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Lama sekali rasanya tidak menulis di blog ini. Maklum, kesibukan yang makin ke sini, makin menjadi dan rasa malas yang selalu menggerayangi tiap kali terpikir ide untuk mulai menulis. Tapi khusus malam ini, saya tidak bisa menahan diri untuk tidak menuliskan peristiwa yang satu ini. Ini penting. Sangat penting.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dua hari yang lalu, salah satu dosen kami mengumumkan nilai ujian tengah semester yang telah diujikan dahulu. Awalnya saya sangat cemas akan hal ini, mengingat telah banyak kabar beredar dari kelas tetangga tentang "anomali-anomali" yang terjadi di kelas mereka masing-masing. Begitu banyak mahasiswa yang sepantasnya mendapatkan nilai yang tinggi, namun kenyataannya hanya mendapatkan nilai seadanya, bahkan nilai yang rendah dan tidak layak. Kabar ini tentu saja meresahkanku sebagai mahasiswa yang juga diajar oleh dosen tersebut. Lalu kemudian, tibalah hari dimana dosen tersebut mengumumkan nilai di kelas kami. Malangnya, nilai diumumkan secara terbuka, sehingga seluruh mahasiswa di ruangan dapat mengetahui nilai kami masing-masing. Saya pun menjadi semakin cemas... dan gelisah.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pikiranku hanya terfokus pada nomor absenku, tidak ada yang lain, itu saja. Di hati saya hanya terus berdoa untuk menenangkan pikiran. Tak sempat lagi kudengarkan nilai-nilai yang diperoleh teman-teman lain. Hanya nomor absenku. Hanya nilaiku yang ingin kuketahui. Kemudian, tibalah saat ketika dosen tersebut menyebutkan nomor absenku bersama dengan nilai yang kuperoleh. "Nomor absen sembilan, sembilan puluh!!". Sontak, saya pun bersyukur dan secara refleks melakukan selebrasi atas hal tersebut. Senang sekali rasanya bisa mendapatkan nilai yang terbilang tinggi untuk mata kuliah yang diajar oleh dosen yang punya reputasi tidak begitu baik dalam memberikan nilai ujian. Terlarut dalam kesenangan dalam pikiranku sendiri, tak lagi kudengarkan kelanjutan pengumuman nilai yang dibawakan oleh dosen tersebut. Saya menjadi asyik sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah kelas berakhir, rupanya ada beberapa orang teman yang mencatat seluruh nilai ujian mahasiswa yang diumumkan tadi. Saya pun segera melihat daftar tersebut. Saya butuh beberapa saat untuk menyadari bahwa daftar tersebut sangat jauh dari apa yang kubayangkan. Mayoritas teman-temanku mendapatkan nilai yang tidak selayaknya. Seperti apa yang dikabarkan oleh kelas-kelas tetangga, penuh dengan anomali. Beberapa orang yang menurut opini pribadiku layak mendapatkan nilai tinggi, justru mendapatkan yang sebaliknya. Hanya beberapa orang, dan itu sedikit sekali, yang mendapatkan nilai yang memuaskan. Ini sangat mengejutkan, jujur saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedih sekali rasanya gagal meraih hasil yang memuaskan bersama teman-teman. Saya telah gagal sepenuhnya menjaga visi yang kucanamkan di awal semester untuk sukses bersama teman-teman yang lain, mendapatkan nilai yang memuaskan bersama-sama, senang dan bahagia bersama-sama. Apa artinya saya sukses sendirian sementara yang lain tidak? Saya benar-benar telah gagal di sini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun kegagalan <i>terbesar </i>yang saya maksud di postingan ini sesungguhnya bukan di situ. Itu belum ada apa-apanya dibandingkan dengan kegagalan saya sebagai seorang manusia yang seharusnya peduli dengan sekitarnya. Bayangkan, saya <i>sempat </i>merasa tenang dan senang ketika pengumuman nilaiku dibacakan, <i>tanpa </i>memperhatikan dan mempedulikan nilai yang diperoleh oleh teman-teman yang lain. Saya hanya fokus pada diri saya sendiri! Egois! Egois sekali! Padahal begitu banyak teman yang meringkuh sedih mendengarkan hasil yang didapatkannya, namun saya, lihatlah, saya asyik sendiri dalam lamunan kemasyhuran! Menyedihkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Iya, saya <i>mungkin </i>telah gagal menjadi seorang manusia. :(</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
p.s.</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Dear future Fadli,</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Besar harapan saya, kejadian semacam ini tidak terjadi kembali di kemudian hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-40314900648043106772014-01-30T00:37:00.000+07:002015-06-13T16:07:37.414+07:00Pelik...<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Betapa sulit dan lamanya kurasakan kembali perasaan itu.<br />
Namun ketika kurasakan, ia harus kulepas kembali dengan cara yang menyedihkan.<br />
Dengan kedua tangan ini dengan berat hati kuakhiri semuanya.<br />
Impian dan cita-cita pun menguap seketika.<br />
<br />
Atas semua ini, logika dan perasaan hadir sebagai pembenar keputusan.<br />
Keputusan yang kuambil mungkin tidak salah.<br />
Tapi jelas itu juga tidak benar.<br />
Pelik sekali.<br />
<br />
p.s.<br />
<i>Dear future Fadli, you should learn a lot from this.</i><br />
<i><br /></i>
<i><br /></i>
<br />
<div style="text-align: center;">
<i>**</3**</i><br />
<i><br /></i>
<i><br /></i>
<i><br /></i>
<i><br /></i></div>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2447011985555598015.post-43789968687625230872014-01-04T10:22:00.001+07:002015-06-13T16:07:53.713+07:00Resahku<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Sekali lagi saya dibuat bingung oleh manusia. Mereka seringkali lebih memilih membangun dinding yang tinggi di antara sesamanya, padahal mereka seharusnya dapat membangun jembatan yang luas. Dinding yang membatasi interaksi. Dinding yang kokoh tak bercelah memberi jarak mereka dari sesamanya. Bukannya jembatan yang dapat menghubungkan dan bermanfaat bagi kedua belah pihak. Semuanya hanya karena status sosial, kemampuan, ketidakmampuan, masa lalu, dan lain sebagainya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka sangat <i>judgemental </i>menurut saya. Sedikit-sedikit menilai dengan kecenderungan mengambil poin-poin negatif dan mengabaikan sisi positif. Menilai seseorang hanya dari satu perspektif, dari perspektif mereka sendiri, atau mungkin lebih tepatnya, dari perspektif yang mereka <i>inginkan </i>bukan yang sepatutnya. Padahal mereka sadar betul akan keterbatasan pengetahuan manusia, apalagi penglihatannya. Mereka belum mengenal secara dekat, tapi berani menilai sesukanya. Belum lagi pada mereka yang mendasarkan penilaian hanya pada status di media sosial. Ini sungguh naif menurut saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika pun penilaian mereka ternyata benar, apakah mereka pantas untuk membangun dinding kokoh itu? Saya pikir tidak. Toh kita ini adalah manusia, bukan robot. Manusia dapat berkembang, dapat belajar, tidak seperti robot yang telah terprogram. Dengan membangun dinding artinya kita putus asa terhadap manusia tersebut. Padahal manusia tersebut bisa jadi memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Manusia dapat belajar kawan. Lalu mengapa kita secepat itu putus asa pada mereka? Menghakimi seenaknya tanpa melihat dari berbagai sudut pandang kehidupan? Sekali lagi, ini sangat naif menurut saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak bisakah kita bersikap netral, tidak <i>judgemental</i>? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
</div>
fadlichovahttp://www.blogger.com/profile/05861648203196239104noreply@blogger.com0